POJOKBANDUNG.com, JAKARTA – HARI kedua gelaran Love Fest 2020 ditutup dengan sempurna. Musisi wanita kebanggaan Indonesia, Reza Artamevia tampil energik dihadapan ribuan penonton indoor stage Istora Senayan, Jakarta. Membawakan tembang-tembang pilihannya, malam itu Reza berhasil membuat nuansa nostalgia bergemuruh.
Pemilik nama lengkap Reza Artamevia Adriana Eka Suci ini membuka penampilan dengan lagu-lagu lawasnya di tahun 1997. Dari album Keajaiban, single ‘Pertama’ dibawakan Reza yang dilanjut dengan lagu ‘Satu Yang Tak Bisa Lepas’.
“Selamat malam semua. Senang sekali bisa di sini bernyanyi dengan kalian semua,” sapa Reza. Pada perjalanannya, Reza sudah mengeluarkan lima album, terhitung dari tahun 1997 sampai 2009. Sehingga, bukan hal aneh ketika seluruh penonton tidak asing dengan lagu-lagu cintanya Reza.
Reza mengaku, semua lagunya bertemakan cinta. Sebab, cinta merupakan anugerah terbesar dalam hidup seseorang dan tidak bisa disia-sia kan begitu saja. Ia melanjutkan penampilan dengan lagu Cinta Kita yang dirilis 2002.
Ditengah-tengah penampilan, ibunda dari Aaliyah Massaid tersebut mengajak musik director Nikita Dompas untuk bernyanyi dengannya. Dengan petikan gitar Nikita, mereka berduet membawakan lagu Biar Menjadi Kenangan.
Usia Reza yang sudah masuk kepala empat tidak mengendorkan gairahnya bernyanyi. Tampil energik sejak lagu pertama, tarikan nada tinggi Reza berhasil memukau penonton Istora. Begitupun dengan nada-nada rendahnya, lagu yang dibawakan bisa membuat penonton hanyut dalam kegalauan.
Reza menghentak panggung Love Fest 2020 dengan lagu Aku Wanita. Dia sedikit menurunkan tempo pada lagu Keabadiaan. “Terimakasih banyak semua. Kita di sini malam mingguan bareng ya. Tahun 2000 saat rilis album ke dua, saya kolaborasi dengan musisi Jepang, ceritanya tentang cinta segitiga. Siapa di sini yang begitu?,” kata Reza yang disambut riuh penonton.
Intro tersebut menjadi penanda lagu Dia yang diambil dari album Keajaiban (1997). Selama 45 menit, Reza berhasil mengajak penonton bernostalgia. Tak henti, beberapa kali Reza tampak membungkukan badan menghaturkan terimakasih kepada penonton.
Sejak lagu pertama, penonton tidak henti bernyanyi bersama. Sesekali Reza membiarkan lirik-lirik lagu hilang tidak dia nyanyikan. Sebagai pamungkas, single Berharap Tak Berpisah menutup perjumpaan Reza dengan penonton Love Fest 2020. Pada lagu ini, seluruh penonton tampak berjingkrak menikmati tempo lagu yang mendadak cepat.
Sebelumnya, gelaran Love Fest yang berlangsung dua hari, 21–22 Februari sudah menghadirkan sejumlah musisi Indonesia dan Luar Negeri. Salah satu musisi yang tampil di hari kedua adalah pasangan ayah dan anak, Yovie Widianto dan Arsy.
Hampir empat dekade berkiprah sebagai musisi bertangan dingin, Yovie Widianto memiliki penerus. Yovie dan Arsy menghadirkan proyek istimewa father and son dan sudah ditunggu ribuan penonton.
Dari balik piano, kedatangan Yovie disambut meriah tepuk tangan penonton. Bersama barisan brass section, Yovie membuka pentas dengan Adu Rayu. Lagu yang populer lewat suara Tulus dan Gleen Fredly ini disuguhkan tanpa lirik. Dengan sukarela penonton bernyanyi bersama yang membuat senyum diwajah Yovie mengembang.
“Selamat malam Love Fest. Saya bersama saudara saya akan membawakan lagu-lagu yang mungkin digital sebelum dia lahir sampai hari ini,” kata Yovie.
Saudara yang dimaksud adalah Arsy Widianto, putra sulungnya. Duet Yovie diawali dengan rentetan tembang Terlalu Cinta, Dengan Caraku, Cerita Cinta, dan Rindu Dalam Hati. Lagu Dengan Caraku dan Rindu Dalam Hati adalah nomor duet Arsy dengan Brisia Jodie.
Tidak bisa dipungkiri, Yovie Widianto adalah salah satu hismaker Indonesia. Selain berhasil dengan membuat grup musik Kahitna dan Yovie and Nuno, dia juga telah menelurkan banyak grup musik lainnya, seperti 5 Romeo.
Di atas panggung Love Fest 2020, Yovie juga dibantu Patudu, personel 5 Romeo. Arsy dan Patudu sempat nyanyi bersama di nomor Harus Bahagia, Ada Cinta, dan Andai Dia Tahu. “Saya pernah ikut melahirkan band ini di Bandung. lagunya saya yang tulis, Arsy juga belum lahir. Kalau tahu lagunya ikut nyanyi ya,” ujarnya.
Band yang dimaksud adalah The Groove, unit acid jazz asal Kota Bandung yang lahir di era akhir 1990-an. Menurut Yovie, kelahiran The Groove memicu lahirnya band-band dengan musik serupa di generasi berikutnya. Sebut saja Maliq & D’essentials.
Kolaborasi kedunya menampilkan hit The Groove yaitu Satu Mimpiku dan Dahulu. Lagi-lagi tanpa diminta, penonton kompak bernyanyi bersama Yovie dan Arsy.