POJOKBANDUNG.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini dari 3,1 persen menjadi 3 persen. Meski begitu, pertumbuhan ekonomi tahun depan diproyeksikan meningkat menjadi 3,4 persen dari perkiraan semula 3,2 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, ketidakpastian global sempat menurun karena kesepakatan tahap pertama dalam perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Akan tetapi, hal tersebut tertahan setelah munculnya wabah virus korona Tiongkok yang menyebar hingga ke beberapa negara.
Menurutnya, terdapat sejumlah indikator dini ekonomi global seperti keyakinan pelaku ekonomi, Purchasing Manager Index (PMI) dan pesanan ekspor yang menunjukkan perbaikan pada Desember 2019 hingga Januari 2020. “Optimisme berubah setelah terjadinya Covid-19 yang diprakirakan akan menekan perekonomian Tiongkok dan menghambat keberlanjutan pemulihan ekonomi global, setidaknya pada triwulan I-2020,” ucapnya.
Perry menuturkan, hal tersebut berdampak pada pasar keuangan global sehingga mendorong penyesuaian aliran dana global dari negara berkembang kepada aset keuangan dan komoditas yang dianggap aman. Di sisi lain, kondisi tersebut memberikan tekanan kepada mata uang negara berkembang.
Ke depan, Perry menambahkan, upaya penanggulangan virus korona perlu terus dicermati. Pasalnya wabah ini berpengaruh terhadap prospek pertumbuhan ekonomi, volume perdagangan, dan harga komoditas dunia, serta pergerakan aliran modal ke negara berkembang, termasuk Indonesia.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu terus didorong sehingga tetap berdaya tahan di tengah risiko tertundanya prospek pemulihan perekonomian dunia,” pungkasnya.