POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Jurusan Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan politik (Fisip) Universitas Komputer Indonesia (Unikom) kirim lima mahasiswa terpilih untuk studi banding ke Vientiane, Laos.
“Jadi, kami menandatangani MoU dengan KBRI di Laos untuk riset bersama, pemberian bea siswa untuk mahasiswa magang dan kuliah umum. Karena untuk kuliah umum kita juga butuh narasumber dari praktisi seperti atase,” ujar Ketua Jurusan HI FISIP UNIKOM, Dewi Triwahyuni, kepada wartawan Senin (17/2/2020).
Dewi mengatakan, selain tentang politik dan ekonomi MoU juga menyinggung kerjasama mengenai kebudayaan.
“Sehingga para mahasiswa juga belajar mengenai kebudayaan di sana,” terangnya.
Menurut Dewi, dalam sekali keberangkatan, pihaknya hanya memberangkatkan 5 orang mahasiswa terpilih dari HI.
Yang dipilih adalah mahasiswa dengan kriteria IPK cumlaude, menguasai minimal dua bahasa asing dan aktif di kampus.
“Mereka yang sudah pernah mengikuti studi banding akan mendapatkan SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah,red) dan sertifikat dari KBRI, sehingga itu menjadi nilai tambah ketika mereka melamar pekerjaan di KBRI,” jelasnya.
Untuk sementara, mereka mengikuti studi banding hanya 1 bulan. Rencananya, akan diusahakan agar bisa mengikuti studi banding selama enam bulan.
“Kami juga berupaya, agar enam bulan waktu yang mereka gunakan untuk studi banding bisa dikonversi menjadi satu semester belajar di kampus,” katanya.
Kelebihan mengikuti studi banding, adalah bisa mempraktekkan apa yang sudah mereka pelajari di kelas.
“Seperti misalnya mereka mempelajari tentang persidangan. Selama ini, mereka kan hanya tahu sebatas simulasi saja. Dengan studi banding ini, mereka bisa melihat langsung jalannya persidangan ini,” paparnya.
Dipilihnya Laos untuk penandatanganan MoU ini, selain karena fasilitas di KBRI Laos yang memadai, juga karena bahasa ibunya adalah bahasa Prancis.
Di UNIKOM, semua mahasiswa diperbolehkan untuk belajar bahasa asing selama satu semester. Bahasa asing yang disediakan adalah lima bahasa PBB ditambah bahasa Korea dan Jepang karena itu yang banyak peminatnya.
“Untuk bahasa PBB, bahasa Prancis memang paling banyak diminati. Jadi ketika ada kesempatan studi banding ke Laos, otomatis mereka sangat antusias untuk mempraktekan kemampuan bahasa mereka,” tuturnya.
Selain dengan Laos HI UNIKOM juga punya kerjasama dengan KBRI Brunei Darussalam untuk mempelajari hal serupa.