Kehidupan Sulit Hingga Tak Tahu Penyakit

Tim Dokter dari Kecamatan Margaasih saat memeriksa kesehatan Kakek Acun di Desa Nanjung Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung, Rabu (22/1/2020). (Fikriya Zulfah/RADAR BANDUNG)

Tim Dokter dari Kecamatan Margaasih saat memeriksa kesehatan Kakek Acun di Desa Nanjung Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung, Rabu (22/1/2020). (Fikriya Zulfah/RADAR BANDUNG)

POJOKBANDUNG.com,MARGAASIH –  Acun Junaedi (88) hanya bisa tinggal di sebuah kontrakan berukuran 3×4 bersama dengan istri dan anaknya. Kondisi kesehatannya menurun namun tak pernah tahu penyebab pastinya.

Ia tinggal di wilayah Kampung Jati Nanjung RT 09/11 Desa Nanjung Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Anak kandung Acun Junaedi, Lia (27), mengungkapkan kondisi kesehatan ayahnya terus menurun.

Meski demikian ia tidak pernah membawanya ke Rumah Sakit karena keterbatasan biaya. Lia adalah seorang asisten rumah tangga di kawasan Margaasih yang berstatus janda beranak dua. Dari pekerjaannya itu, ia hanya sanggup membayar bulanan rumah tinggal (kontrakan) sebesar Rp. 250.000.

“Saya mengurus kedua orang tua saya hanya seorang diri dan tidak ada bantuan dari siapapun, ada yang suka memberikan bantuan hanya saja tidak setiap hari. Untungnya ibu masih ada jadi yang mengurus bapak ketika saya bekerja, karena bapak sudah tidak bisa melihat,” ungkap Lia dikontrakan kepada wartawan, Selasa (22/1/2020).

Selama ini, pihak pemerintah pun belum ada yang datang membantu pengobatan orang tuanya. Ada yang pernah datang mengaku dari pemerintah, namun hanya melakukan pendataan saja. Itu pun dilakukan baru kemarin senin (20/1/2020).

Padahal, Lia sudah tinggal di sana sejak 2014 lalu. Apalagi Kontrakan Acun dan keluarga tidak jauh dengan rumah Kepala Desa Nanjung Dian Irawan, yaitu hanya berjarak 50 meter.

“Kemarin ada yang datang dari desa hanya disuruh melakukan pindah domisili, soalnya KTP saya masih cianjur, gimana mau ngurus domisili untuk makan dan bayar kontrakan saja susah,” tutur Lia

Sebelumnya Lia sempat mengurus kepindahannya dari Cianjur ke Kabupaten Bandung dengan melaporkan ke pihak Rukun Tetangga (RT). Namun, hal itu urung dilakukan karena dimintai uang sebesar Rp 100 ribu oleh oknum RT tersebut. Namun, hingga sekarang domisili Keluarga Acun di KTP masih Cianjur. Hal tersebut menjadi alasan pihak Desa untuk tidak memberikan bantuan kepada keluarga Acun Junaedi karena terkendala domisili.

“Sejak 2014 lalu hingga sekarang 2020 KK dan KTP tidak ada. Saya berharap ada bantuan dari pihak pemerintah Desa/Kecamatan ataupun pemerintah Kabupaten Bandung untuk membantu meringankan biaya pengobatan orangtua saya. Saya juga ingin menjadi warga kabupaten bandung agar lebih mudah mencari nafkah di kabupaten bandung,” jelas Lia.

Sementara itu, Camat Margaasih, Asep Ruswandi, menuturkan bahwa pihaknya baru mengetahui informasi tersebut dan akan melakukan komunikasi dengan Kepala Desa Nanjung, untuk melihat bagaimana kondisinya. Dan jika memang ada yang perlu ditindaklanjuti maka akan dilakukan tindaklanjut sesuai dengan keperluannya, contohnya jika memerlukan kesehatan maka akan difasilitasi ke puskesmas agar dilakukan penanganan.

“Segera kami kirimkan dokter untuk memeriksa kakek Acun. Jika memang sudah menjadi warga Desa Nanjung maka akan diberikan program-program penanggulangan kemiskinan seperti PKH, tetapi jika belum masuk warga Desa Nanjung maka hanya akan diberikan bantuan sosial saja,” pungkas Asep.

(cr1)

loading...

Feeds

BPJAMSOSTEK Tasikmalaya Gelar Employee Volunteering

POJOKBANDUNG.com, TASIKMALAYA – BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tasikmalaya melaksanakan kegiatan Employee Volunteering bersih-bersih sampah Bersama Bank Sampah Belebet dalam rangka World …