Bulog diusulkan fokus dalam memastikan ketersediaan pangan. Lembaga ini jangan lagi berorientasi pada bisnis yang justru malah bisa menimbulkan masalah.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi harus berubah kelembagaannya menjadi bagian logistik negara atau semacam badan ketahanan atau ketersediaan pangan nasional.
“Bulog jangan lagi berorientasi bisnis. Lebih baik fokus memastikan segala kebutuhan pokok seperti beras atau daging aman dan terpenuhi untuk konsumsi masyarakat, jangan mengejar keuntungan,” kata dia, Jumat (28/12/2019).
Urusan bisnis ia nilai sangat berpengaruh pada beban kerja. Apalagi, Bulog ini memilik tugas mengontrol 2,3 juta ton beras medium agar bisa keluar dari gudang agar tidak menumpuk, lalu, beras premium yang diserap dari petani.
Untuk jangka pendek, Dedi mengusulkan agar Bulog membuat program penjualan beras premium kepada ASN/PNS, TNI dan Polri. Salah satu pola penjualan dan distribusinya bisa secara online.
Hal ini bisa memutus anggapan bahwa beras Bulog berkualitas rendah. Padahal, berdasarkan peninjauannya, ada pula beras dengan kualitas premium lebih terjamin.
“Nanti bisa kolaborasi juga dengan transportasi online untuk antar ke rumah-rumah,” ucapnya.
Lebih lanjut, berdasarkan peninjauan Gudang Bulog Karawang, ia memastikan bahwa stok beras di wilayah Purwakarta, Karawang, Bekasi dan secara umum Jawa Barat sudah cukup.
“Kalau stok cukup, sekarang yang harus dipikirkan itu serapan beras hasil panen petani,” terang dia.
Di tempat yang sama, Kepala Bulog Karawang Rusli mengatakan, stok beras di 10 kompleks pergudangan dipastikan aman. Dari kapasitas keseluruhan gudang 140 ribu ton, kini masih ada sisa 58 ribu ton beras.
“Stok kita aman di angka 58 ribuan ton. Memang kemarin cukup banyak (menumpuk), sekarang sudah dijual dan berkurang,” ucap Rusli. (Cr1)