POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Momen perayaan natal memiliki kesan tersendiri bagi Anggota DPR Dedi Mulyadi. Sebagai seorang muslim, ia selalu kagum dengan guru SD-nya yang beragama katolik bernama Martinus Udensius Natet yang sudah meninggal.
Di momen natal, ia menyempatkan bersilaturahmi ke kediaman almarhum di Desa Sukasari, Subang, Selasa (24/12/2019). Dedi yang diterima istri Udensius, Alexia Djaro, menceritakan kenangan saat ia dididik di SD Sukabakti.
Dedi mengaku ia termasuk siswa yang bandel. Beberapa kali ia berbuat nakal hingga sampai membuat gurunya, Udensius yang waktu itu mengajar Pendidikan Moral Pancasila (PMP), marah.
“Saya pernah masuk ke plafon kelas saat belajar mengajar berlangsung. Saya ketahuan, beliau marah. Tapi Sambil dinasehati. Makanya saya punya kesan mendalam, beliau dicintaibsama murid,” ucap dia.
Dedi mengaku sang ayah mengetahui dirinya dimarahi oleh guru Udensius. Tapi bukannya marah ke Pak Uden, ayahnya malah menambah hukuman terhadap Dedi.
“Bukannya dibela, saya malah dijewer. ‘Kamu nakal, malu-maluin aja’. Kisah seperti iulti sekarang mungkin sudah tidak ada lagi,” ucapnya.
Selain disayangi murid-muridnya, Uden juga dicintai warga sekitar sekolah. Sebab, meski terbilang guru galak, namun ia sangat baik hati kepada warga karena selalu hadir jika ada kegiatan gotong royong.
Saking dicintainya, kata Dedi, dulu ketika Kapal Tampomas II tenggelam pada tahun 1981, seluruh warga menangis karena takut Pak Uden yang saat itu juga kapal tersebut meninggal. Tapi ternyata dia selamat.
Kecintaan warga yang mayoritas muslim terhadap Udensius menunjukkan bahwa betapa toleransi beragama saat itu sangat tinggi.
“Kalau ngomong toleransi, dari dulu kita sangat toleran. Sekarang jadi ribut karena faktor politik yang terlalu mendominasi dalam beragama,” kata Dedi.