Pendekatan Psikolog Jadi Solusi Cegah Radikalisme

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Sejalan dengan perkembangan teknologi, penyebaran radikalisme merupakan tantangan baru yang terus berkembang. Hal ini sejak lama sudah jadi satu ancaman serius bagi semua orang dan perlu diwaspadai sekaligus diantisipasi sejak dini.


Untuk menyikapi radikalisme, ada banyak pendekatan yang bisa dilakukan. Salah satunya pendekatan psikologis. Kepala Dinas Psikologi Angkatan Darat, Brigjen TNI Eri R Hidayat dalam seminar nasional ‘Radikalisme dan Pengukurannya dalam Sudut Pandang Psikologi’ menuturkan kehadiran paham radikal dalam bentuk organisasi-organisasi yang berkembang di masyarakat menjadi satu ancaman tersendiri bagi pertahanan dan keamanan negara, khususnya di era yang semakin berkembang.

“Penyebaran radikalisme dapat sangat dimudahkan dengan oleh perkembangan teknologi,” katanya di Hotel Aston Tropicana Jalan Cihampelas, Rabu (18/12). Kegiatan yang digagas Asosiasi Psikologi Militer Indonesia (APMI) tersebut dihadiri oleh sejumlah praktisi psikologi, termasuk kalangan militer dan kampus.

Eri menuturkan, dinamika yang berkembang ini perlu disikapi oleh seluruh pihak yang terkait. Dari sejumlah sudut pandang serta pendekatan, psikologis menjadi salah satu alternatif dalam mencegah penyebaran radikalisme di tengah masyarakat.

Apalagi di era teknologi, masyarakat bisa dengan mudah mengakses segala konten yang mana papan radikalisme bisa ada didalamnya. “Memanfaatkan alat tes psikologi adalah salah satu cara untuk mendeteksi apakah seseorang itu terkena paham radikalisme. Karena permasalahan-permasalahan radikalisme menuntut solusi yang tepat sasaran dan efektif,” jelasnya.

Ditempat yang sama, Ketua APMI Kolonel Caj Tagar Pujasambada mengatakan, proses radikalisasi setiap tahunnya meningkat 2 sampai 3 persen. Masalah radikalisme dan terorisme tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sosial, politik, ekonomi, dan budaya dimana ideologi terorisme tumbuh dan berkembang.

Terorisme merupakan hasil dari proses radikalisasi melalui level individu hingga kelompok. “Oleh karena itu dalam penanganannya menggunakan hard approach berupa penindakan dan penegakan hukum terhadap perilaku tindak radikal dan soft approach berupa pembinaan terhadap masyarakat dalam rangka antisipasi,” terangnya.

Pelaksanan seminar ini diharapkan bisa memberikan manfaat dan tambahan wawasan kepada seluruh elemen masyarakat terhadap isu radikalisme.

(fid)

Loading...

loading...

Feeds

DPRD Setujui 2 Raperda Kota Bandung

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung resmi menyetujui dua Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Pada Rapat Paripurna …