Kab. Bandung Langganan Bencana, 57 Kali Banjir dan 11 Puting Beliung

(foto: TAOFIK ACHMAD HIDAYAT/RADAR BANDUNG)
EVAKUASI: Warga mengevakuasi barang -barang berharga ditengah Banjir di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Kamis (4/4/2019).

(foto: TAOFIK ACHMAD HIDAYAT/RADAR BANDUNG) EVAKUASI: Warga mengevakuasi barang -barang berharga ditengah Banjir di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Kamis (4/4/2019).

POJOKBANDUNG.com, SOREANG – Ancaman bencana di Kabupaten Bandung jangan dianggap isapan jempol. Pasalnya, terdapat 19 wilayah kerap banjir dan 25 lokasi langganan longsor. Bahkan, sepanjang 2019 telah terjadi 57 kali banjir dan 11 kali angin puting beliung.

BMKG memprediksi puncak musim hujan akan masuk pada akhir Desember 2019 dan Januari hingga Maret 2020.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, H. Ahmad Djohara menyebut, dalam musim hujan tahun 2020 di Kabupaten Bandung terdapat 19 wilayah ancaman banjir, yaitu Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Banjaran, Pameungpeuk, Cangkuang, Majalaya, Solokanjeruk, Ibun, Paseh, Rencaekek, Cileunyi, Soreang, Margaasih, Kutawaringin, Cicalengka Katapang, Ciparay dan Margahayu.

“Perlu diwaspadai juga di Majalaya, karena tahun lalu sempat terjadi banjir besar lantaran terlibas Sungai Citarum, termasuk Rancaekek,” katanya saat Rapat Koordinasi (Rakor) di Aula BPBD Kabupaten Bandung, Soreang, Kamis sore (12/12/2019).

Sedangkan wilayah ancaman longsor di 25 kecamatan. Antara lain Pangalengan, Pasir Jambu, Ciwidey, Soreang, Kutawaringin, Arjasari, Kertasari. Kemudian Pacet, Ibun, Paseh, Cicalengka, Nagreg, Cimenyan, Cilengkrang, Cileunyi, Cangkuang, Cimaung, Baleendah, Banjaran, Pamengpeuk dan lainnya.

Untuk itu, menjelang musim hujan dan cuaca ekstrem, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung melakukan persiapan status siaga darurat bencana, banjir, longsor, dan angin puting beliung.

“Hal paling pokok untuk penetapan status bencana bagaimana laporan yang disampaikan tim kajian cepat BPBD. Kemarin sudah menyampaikan laporannya tentang potensi kejadian ancaman bencana dari aparat pemerintah kewilayahan,” jelasnya.

Pada prinsipnya, kata Ahmad Djohara, laporan tim kajian cepat BPBD sinkron, diperkuat lagi dari BMKG, bahwa puncak musim hujan akan masuk pada akhir Desember 2019 dan Januari, Februari, Maret 2020.

Namun perubahan musim di April dan Mei tampaknya perlu diwaspadai terjadi kemungkinan banjir, longsor, tetap jadi ancaman di Kabupaten Bandung.

“Kami pada hari ini bersepakat memberikan rekomendasi untuk pertimbangan Bupati Bandung agar bisa ditetapkan status siaga bencana banjir longsor dan angin puting beliung melalui SK Bupati,” ucap Ahmad Djohara.

Dengan penetapan status siaga bencana, lanjutnya, kegiatan kebencanaan nanti harus ada akses lebih mudah, koordinasi lebih mudah, dan penanganan lebih cepat. Semua SKPD harus lebih siap, harus lebih siaga menghadapi segala kemungkinan yang terjadi akibat dari cuaca yang memang saat ini sangat ekstrem.

“Dalam setahun antara Januari sampai Desember 2019 bencana banjir di Kabupaten Bandung telah terjadi sebanyak 57 kali kejadian di beberapa daerah dan harus diwaspadai dalam musim hujan ini. Dampak terparah bencana banjir di tiga kecamatan, yaitu Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang,” tukasnya.

Angin kencang dalam tahun 2019 telah terjadi 11 kali. Paling parah terjadi di Pagalengan yang mengakibatkan 2.400 rumah rusak serta di Cimaung.

“Risiko cuaca ekstrem hampir semua wilayah di Kabupaten Bandung,” pungkasnya.

(apt)

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …