POJOKBANDUNG.com,BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyosialisasikan aplikasi sistem informasi geografis berbasis situs daring bernama Bandung Smart Map Plus (BSM+). Sistem ini merupakan alat bantu dalam perumusan kebijakan, maupun pengambilan keputusan yang berkaitan dengan rencana tata ruang wilayah, pemetaan daerah rawan bencana, pengelolaan sumber daya alam.
BSM+ berisi fasilitas hasil analisis layanan yang memugkinkan pengguna untuk dapat menarik kesimpulan dengan bantuan fitur geoproessing dan beragam data yang dimiliki. Manfaatnya, sebagai geodatabase pengelolaan data dan perencanaan pemantauan evaluasi.
“Data Geospasial ini dari aspek ruang harus banyak dimanfaatkan dan terintegrasi. Contohnya bisa membantu dalam mendata sensus pajak bumi dan bangunan,” ujar Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna, Kamis (12/12).
Aspek pendataan seperti ini, menurut Ema, memiliki daya tarik bagi para investor dalam aspek ruang dan keseimbangan peta. Di samping itu, memiliki mafaat dalam Ruang Terbuka Hijau (RTH), sehingga ruang publik di Kota Bandung lebih banyak dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Intinya harus dipahami oleh masyarakat. Kewilayahan harus membagikan informasi seperti ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Penataan Ruang Kota Bandung, Iskandar Zulkarnain mengatakan, pada 2017 pihaknya telah membangun model bangunan 3 dimensi (3D City) yang dapat dipergunakan untuk data perencaan tata ruang kota. Termasuk menghitung potensi pajak bumi dan bangunan, sehingga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Paerah (PAD) Kota Bandung dari aspek pajak.
Selain itu, lanjutnya, data model 3D dapat dimanfaatkan dalam pengawasan pembangunan dilapangan bila dikaitkan dengan perijinan bangunan yang telah ditertibkan.
“Dalam pemanfaatan data-data spasial tersebut, baik peta dasar maupun data vektor model 3D city, Distaru telah mengambangkan suatu aplikasi sistem informasi geografis berbasis web yang dikenal dengan nama Bandung Smart Map Plus (BSM+). Ini dikembangkan sebagai map service untuk dapat diakses oleh dinas terkait mapun masyarakat luas dengan tingkat aksesibilitas yang disesuaikan dengan kebutuhan,” jelasnya.
Sedangkan Kepala Bidang Pengambangan Kelembagaan dan Informasi Geospasial Badan Infdormasi Geospasial, Aris Haryanto mengungkapkan, sistem yang milik Pemkot Bandung sudah cukup baik. Menurutnya, informasi geospasial terbagi dua jenis yakni geospasial dasar antara laun pemukiman, hutan, sungai, jalan, ketinggian dan toponim.
“Di samping itu, ada geospasial tematik perekonomian meliputi jumlah penduduk, nilai komoditas hutan, tingkat polusi sungai, tingkat kepadatan lalin dan potensi perdagangan,” pungkasnya.