Waspadai Penyakit Saat Peralihan Musim

Ilustrasi (Dok JawaPos.com)

Ilustrasi (Dok JawaPos.com)

POJOKBANDUNG.com,SOREANG – Musim pancaroba membuat tubuh rentan terkena penyakit. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung meminta mayarakat menjaga pola makan dan meningkatkan asupan vitamin D.

Kepala Dinkes Kabupaten Bandung, Grace Medianamengatakan bahwa hal yang paling utama dalam melakukan gaya hidup sehat adalah menjaga pola makan. Pola makan yang baik terdiri dari sepertiga karbohidrat, sepertiga sayur-mayur dan sepertiga lauk dan buah. Tak hanya itu, masyarakat pun didorong untuk selalu beraktivitas agar dapat membakar semua makanan yang dimakan.

“Pola makan sekarang lebih mudah karena adanya teknologi, hanya cukup menggunakan gadget sudah bisa pesan berbagai makanan. Namun, dengan kemudahan itu kita menjadi malas gerak dan beraktivitas,”  ucap Grace.

Tips yang kedua adalah meningkatkan asupan Vitamin D, yang 90 persen berasal dari sinar matahari dan sepuluh persennya dari makanan. Pihaknya membuat program Moe Tonggong (berjemur) atau Moto atau berjemur sinar matahari.

Vitamin D ini sangat dibutuhkan oleh manusia utamanya ibu hamil karena dapat mencegah stunting pada bayi dan pertumbuhan dan kekuatan tulang juga, dimana untuk ibunya kekuatan dan pengerasan tulang sedangkan pada bayi untuk pertumbuhan tulang.

“Bagusnya itu berjemur dari pukul 10.00 sampai pukul 13.00, paling sedikit 15 sampai 30 menit setiap hari Moto, kami sosialisasikan dengan kata itu (Moto) agar mudah diingat masyarakat. Terutama untuk ibu hamil, karena membutuhkan vitamin D yang tinggi dan salah satunya untuk mencegah stunting, jadi sekali lagi saya titip, mari kita bersama-sama membudayakan untuk selalu berjemur dan terkena sinar matahari ” ujar Grace.

Pola hidup sehat dapat  mencegah timbulnya penyakit pada peralihan musim dari panas ke dingin (pancaroba). Biasanya, saat musim panas penyakit yang timbul di antaranya saluran penafasan, batuk, pilek dan sakit mata karena debu.

Sedangkan pada musim hujan, penyakit yang sering timbul adalah DBD (Demam Berdarah). Dengan demikian, Grace meminta masyarakat untuk dapat menjaga lingkungannya, karena untuk mengantisipasi DBD tidak bisa sebatas mengandalkan pengasapan (fogging).

“Kalau ada kasus DBD masyarakat biasanya meminta untuk segera dilakukan fogging. Padahal sebenarnya fogging itu cuma membunuh nyamuk dalam 10 hari, dan itu percuma karena nantinya hanya akan merusak biota-biota lainnya. Makanya kebersihan lingkungan paling penting digalakkan, bisa dengan pola menguras, menutup, mengubur (3M),” pungkas Grace.

(cr1).

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …