Terowongan Nanjung Beroperasi Januari 2020

PROGRES : Progres pembangunan Terowongan Nanjung di Curug Jompong, Margaasih, Kabupaten Bandung sudah mencapai 95 persen. (Dok. Humas Pemprov Jabar)

PROGRES : Progres pembangunan Terowongan Nanjung di Curug Jompong, Margaasih, Kabupaten Bandung sudah mencapai 95 persen. (Dok. Humas Pemprov Jabar)

POJOKBANDUNG.com,Progres pembangunan Terowongan Nanjung di Curug Jompong, Margaasih, Kabupaten Bandung sudah mencapai 95 persen. Proyek yang ditujukan untuk meminimasilasi banjir luapan sungai Citarum itu beroperasi tahun depan.

Menurut laporan dari hasil kunjungan, Terowongan Nanjung dengan panjang masing-masing 230 meter ini rampung pada pertengahan Desember 2019 dan bisa beroperasi di Januari 2020.

“Insyaallah terowongan ini pertengahan Desember 2019 selesai dan efektif berfungsinya di awal tahun 2020,” kata Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat meninjau proyek akhir pekan lalu.

Terowongan Nanjung adalah satu dari 16 proyek berbagai skala yang menjadi fokus sepanjang 2019. Di sana, ada dua jalur untuk mengalirkan air yang sering melambat di daerah Curug Jompong karena arusnya berkelok dan banyak batu besar yang menyebabkan air balik arah.

Dia pun mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah langsung ke sungai. Pasalnya, perilaku itulah yang menjadi sumber masalah di sepanjang DAS Citarum. “Mohon doanya saja, nanti kita lihat di musim hujan kira-kira Desember ini mudah-mudahan ada perubahan yang signifikan dalam mengurangi banjir,” ucap dia.

Sementara itu selain membangun terowongan kembar, upaya pengendalian banjir DAS Citarum terus dilakukan pemerintah pusat hingga 2024 sesuai Program Citarum Harum dalam Perpres Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.

Pria yang akrab disapa Emil ini menuturkan, bila 16 proyek di tahun 2019 ini lancar, maka sekira 700 hektare wilayah rutin genangan akan terbebas dari banjir. “Kalau semua 16 proyek ini lancar sekitar 700 hektare wilayah yang rutin banjir menurut teori harusnya bisa bebas atau minimal terkurangi,” ucapnya.

Pihaknya sudah membebaskan lahan seluas 4,5 hektare di daerah Andir untuk membuat kolam retensi tambahan.

“Kemudian ditambah dari Bapak Bupati Bandung 10 hektare di daerah hulunya untuk membuat kolam retensi yang lebih banyak karena Cieunteung satu saja tidak cukup,” kata Emil.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Bob Arthur Lombogia sementara itu menjelaskan progres pembangunan terowongan kembar itu sampai Sabtu (16/11/19) sudah mencapai 95 persen.

Kapasitas dari masing-masing terowongan adalah 350 meter kubik per detik, jadi kalau dua terowongan 700 meter kubik per detik air yang bisa ditampung. Di kolam penampungan, sedimen atau sediment trap yang dibangun di area terowongan juga akan mampu menampung 6000 kubik sedimen.

“Kami juga membangun jembatan sepanjang 60 meter untuk kebutuhan operasi dan pemeliharaan,” ucap dia.

(cr1)

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …