“DA juga dari hasil penelitian tim Densus 88 dan tim Ditsiber Bareskrim bahwa yang bersangkutan cukup aktif di media sosial dan secara fisik sudah pernah berkomunikasi dengan I,” ujar Dedi di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (14/11).
Berdasarkan penyelidikan DA sering menemui I di dalam lapas. I diketahui seorang narapida teroris (napiter) yang sekarang sedang menjalani proses hukuman di lembaga pemasyarakatan (lapas) kelas 2 wanita Medan. “Kalau napiter, kontak secara fisik, si istri (RMN) sering mendatangi, berkunjung ke lapas ataupun ke lokasi. Itu yang masih kita dalami,” imbuh Dedi.
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menyampaikan, DA sudah lebih dulu terpapar radikalisme sebelum suaminya. Bahkan diduga RMN terpapar radikalisme oleh istrinya sendiri. Hal ini yang tengah didalami oleh penyidik. “Ya patut diduga dia (RMN) terpapar dari istrinya dulu, kemudian baru terpapar di media sosial jejaring istrinya,” tegas Dedi.
Sebelumnya, Markas Polrestabes Medan, Jalan HM Said, Medan, Sumatera Utara, menjadi sasaran bom bunuh diri, Rabu (13/11) pagi. Dari informasi yang dihimpun, kejadian ini terjadi pada pukul 08.45 WIB. Pelaku diduga satu orang dengan menggunakan jaket ojek oline.
“Ya betul saat ini sedang dilaksanakan olah TKP oleh Densus dan Polda SU . Menunggu hasil investigasi lanjut,” kata Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh JawaPos.com, kronologi kejadian berawal saat pelaku yang menggunakan jaket ojek online masuk melalui pintu depan menuju Bagian Operasional (Bag Ops). Sesampai di sana, dua meledakkan diri dan mengakibatkan korban jiwa luka-luka.
Seperti Kasi Propam luka di bagian tangan, Pekerja Harian Lepas (PHL), J. Purba di bagian wajah, anggota Propam dan anggota piket bagian operasional. Sedangkan, pelaku dinyatakan meninggal dunia dengan tubuh hancur akibat bom bunuh diri, saat ini sedang dilaksanakan pengamanan dan penyelidikan.