POJOKBANDUNG.com – Kematian Afridza Syach Munandar, pembalap Astra Honda Racing Team (AHRT), pada race Asia Talent Cup Sabtu lalu (2/11) menyisakan duka mendalam bagi dunia balap.
Sebelum rangkaian GP Malaysia dimulai, seluruh personel –mulai pembalap, mekanik, hingga bos-bos tim– mengheningkan cipta selama satu menit.
Sementara itu, di rumah nomor D9 Perumahan Tamansari Indah, Kelurahan Kersamenak, Kecamatan Kawalu, Tasikmalaya, Jawa Barat, keluarga menanti jenazah Afridza. Informasi dari pihak Astra Honda Motor (AHM), jenazah masih diotopsi. Afridza dijadwalkan tiba di kampung halamannya malam ini.
Afridza, yang sehari-hari disapa Riza, adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Bapak-ibunya, Irwan Munandar dan Ersa Maya Sriwenda, sangat bangga kepadanya.
Dia mengenal motor sejak berusia 2 tahun. Di usia 4 tahun, cowok yang ngefans berat kepada Marc Marquez itu bahkan sudah ambil bagian di MiniGP. ’’Lalu, saat kelas II SD, dia sudah ikut motocross,’’ kata Irwan Munandar kepada Radar Tasikmalaya (Jawa Pos Group).
Riza sangat dekat dengan tante-tantenya. Salah satunya Dinar Andriyani, adik kandung ibunya. Maklum, dia adalah cucu pertama di keluarga besar. ’’Riza itu menjadi tulang punggung keluarga (kecilnya). Dia sosok yang baik, sabar, rendah hati, dan sayang keluarga,’’ tutur Dinar.
Dinar mengaku mendapatkan ’’pesan’’ terakhir dari Riza. Sebelum berangkat ke Malaysia, Riza minta dipesankan pesawat dari Bandung ke Jakarta. Padahal, biasanya cowok yang juga mengidolakan mendiang pembalap Denny Triyugo itu menggunakan jalur darat. ’’Dia bilang, ini balapan terakhir Riza. Nanti Riza pulang diantar naik pesawat,’’ lanjutnya.
Ketika Riza membalap Sabtu lalu, keluarga dan teman-temannya menggelar nonton bareng di rumah. Setelah kecelakaan di lap pertama, dia langsung dievakuasi. Keluarga panik. Sang ibu, Ersa, sempat menulis status WhatsApp dalam bahasa Sunda. ’’Terus anakku gimana, kenapa tak nampak di kamera TV?’’
Rally Topasandi, paman Riza, bergegas mencari kabar setelah red flag berkibar di tikungan 10 di Sirkuit Sepang tersebut. ’’Menjelang jam 7 malam (2/11) ada telepon dari pihak Honda (AHM) bahwa Riza nggakada,’’ kata Rally.
Kemarin pagi bagian forensik Rumah Sakit Besar Kuala Lumpur merilis hasil otopsi. Hasilnya, Riza meninggal karena benturan keras di kepala sebelah kiri. Seorang petugas medical center Sepang yang ditemui Jawa Pos menambahkan, pada leher Riza ada luka bocor. Darah mengalir deras. Sangat mungkin lehernya terbentur footstep motor.
Di sisi lain, balapan kedua ATC tetap berlangsung. Balapan pemungkas musim ini berakhir dengan kemenangan pembalap tuan rumah Syarifudin Azman. Sementara itu, pembalap muda Indonesia Adenanta Putra finis ketiga. ’’Podium ini saya persembahkan untuk sahabat saya, Afridza,’’ ujar Adenanta dalam rilis resmi AHRT.
Selanjutnya, nomor 4 akan dipensiunkan pada pergelaran ATC di masa mendatang. Itu wujud penghormatan terakhir kepada sosok Riza yang sebenarnya berpeluang merebut gelar musim ini.
—
MEREKA JUGA MENINGGAL DI SEPANG
Standar keamanan terus ditingkatkan. Teknologi juga semakin maju. Namun, kematian di ajang balap motor tetap saja terjadi. Dalam 10 tahun terakhir, ada lima kecelakaan fatal yang merenggut nyawa rider di Sirkuit Sepang. Semoga Afridza menjadi korban terakhir. Berikut empat kecelakaan lainnya.
23 OKTOBER 2011
MARCO SIMONCELLI
24 tahun
MotoGP Malaysia
Simoncelli, yang membalap untuk Honda Gresini, jatuh di tikungan 11. Dalam kondisi terseret motor, dia ditabrak Colin Edwards dan Valentino Rossi.
21 SEPTEMBER 2013
MUHAMMAD IZZAT (MALAYSIA)
17 tahun
Malaysian Super Series
Izzat meninggal ketika mengikuti balapan Kawasaki Ninja 250R Cup. Saat lomba, mesinnya mengalami masalah hingga dia menabrak marshal di garis finis. Dia koma selama lima hari sebelum meninggal. Pada 2016, keluarga Izzat menuntut pengelola Sepang.
16 MEI 2014
AMALUDIN ABD RAHMAN
42 tahun
Malaysian Super Series
Amaludin yang tergabung dalam kategori Super Stock B tewas saat menjalani sesi latihan bebas MSS babak pertama. Dia kehilangan kendali mesin di tikungan 15 dan menabrak pembatas.
18 MEI 2014
MILTON POH (SINGAPURA)
41 tahun
Malaysian Super Series
Lomba baru dimulai saat Poh dan pembalap lain, Leonardo Sacchetto, terlibat tabrakan. Poh terlempar dan menabrak pit wall. Poh tewas, sedangkan Sacchetto hanya mengalami cedera kaki.