POJOKBANDUNG.com, MARGAHAYU – Tidak dapat dipungkiri bahwa hadirnya Program JKN-KIS sangat membantu seluruh masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Apalagi bagi mereka yang sudah berumur dan rentan terkena penyakit, Program JKN-KIS ini akan sangat membantu untuk keberlangsungan hidup mereka.
Imam Mahmudin (86) merupakan salah satu peserta yang terdaftar pada peserta mandiri kelas 1. Berbeda dengan kondisi saat muda dulu, kini Imam hanya bergantung kepada kartu KIS yang ia miliki. Kepada wartawan, Imam menceritakan kondisinya sejak muda dulu.
“Kalau dulu saya punya hobi yang bisa dikatakan positif. Saya hobi bersepeda dan bahkan saya pernah melakukan perjalanan dari Jawa ke Bali dengan bersepeda,” ungkap Imam saat ditemui di Puskesmas Bihbul Kabupaten Bandung, Jumat (11/10).
Imam melanjutkan, dengan kondisi yang sekarang, dirinya sudah tidak bisa melanjutkan hobinya lagi. Imam yang bergantung kepada tongkat saat berjalan ini harus sering datang ke Puskesmas Bihbul Kabupaten Bandung untuk berobat atas penyakit yang dialaminya.
“Saya mah datang kesini untuk ambil obat setiap sebulan sekali karena saya pasien prolanis, juga punya penyakit darah tinggi, ditambah penyakit lambung sama gatal-gatal,” tambahnya.
Dirinya menambahkan, sejak satu tahun belakangan, Imam sering merasakan sakit di bagian kakinya. Setelah diperiksa, menurut dokter dirinya mengalami osteoporosis, penyakit yang berhubungan dengan kesehatan tulang dan identik terjadi pada orang yang sudah lanjut usia. Sebenarnya ia sudah dihimbau oleh dokter untuk dilakukan operasi namun dirinya menolak karena takut di operasi.
“Saat saya mengetahui terkena penyakit osteoporosis, saya sebenarnya ga kaget, karena penyakit osteoporosis kan identic sama yang sudah lanjut usia. Tapi saya takut untuk dioperasi, meskipun dokter sudah meyakinkan bahwa saya tidak akan bayar operasinya dan sudah dibayar oleh Program JKN-KIS,”ujar Imam.
Meski dirinya hanya berobat rawat jalan untuk menyembuhkan penyakitnya itu, kehadiran Program JKN-KIS menurut Imam sangat membantu. Bukti nyata ia dapatkan ketika dulu saat pertama kali berobat menggunakan kartu KIS dan diharuskan untuk dirawat.
“Saya sudah 2 kali di opname semuanya pakai JKN-KIS, biayanya katanya sampai 20 juta saya ga bayar sama sekali, menolongnya hebat pisan (banget). Apalagi sekarang saya ikutan program Prolanis, jadi rutin berobat dan tidak khawatir pelayanan di puskesmasnya karena bageur-bageur (baik-baik) dan selalu dinasihati untuk menjaga pola hidup sehat,” ucap mantan pesepeda ini.