POJOKBANDUNG.com, id, BANDUNG – Sejumlah alumni dan civitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, dibuat geram ihwal unggahan status akun facebook milik Herri Permana. Melalui postingannya, Herri menulis “anak UPI ga perlu otak kaya anak teknik”. Ada juga status yang dianggap menghina yaitu “hayang kuliah teknik, matematika, fisika, kimia, kudu 8 waktu SMA, asup UPI mah bodo oge tiasa”.
“Sebenarnya masih banyak unggahan (Herri) yang dianggap melecehkan dan menghina kampus (UPI),” ujar salah seorang Alumni UPI, Fakultas FPOK, Chitos saat dihubungi Radar Bandung, Minggu (29/9/2019).
Chitos menyebut, postingan status Herri Permana pertama kali dilihat oleh salah seorang dosen UPI, Andika Dutha Bachari S.Pd pada Selasa 24 September 2019. Kemudian, percakapan di kolom komentar-pun discreen capture dan dishare ke grup alumni dan mahasiswa UPI. “Baik pak Andika dan kami, tidak tahu apa motif Herri menghina UPI, mahasiswa juga dosen,” tuturnya.
Tak sampai disitu, Herri juga menuliskan di kolom komentar yang menyebut bahwa olahraga gulat kebanyakan diisi oleh homo. “Gulat ???? Lolobana homo,” tulis Herri.
Setelah ramai menjadi sorotan bahkan dibanjiri beragam komentar, bukannya sadar atau meminta maaf, Herri malah memposting kembali tulisan yang kurang pantas bahkan menantang siapapun termasuk mahasiswa dan alumni UPI untuk datang ke rumahnya.
“Bukannya berhenti memposting atau meminta maaf, dia malah menantang untuk datang ke rumahnya. Tapi ketika didatangi dia tak ada dan kata yang punya rumah, itu bukan rumah Herri,” jelasnya.
Chitos mengatakan, saat ini permasalah tersebut sudah diketahui seluruh alumni dan akademika UPI. Masalah itu juga menuai reaksi keras,
Bahkan, rumah Herri yang tertera di profil facebooknya telah di datangi beberapa alumni untuk diminta klarifikasi, namun yang bersangkutan tak ada ditempat.
“Rumahnya sudah kami datangi, ketua RT dan RW sudah kami tanya juga, tapi tapi dia (Herri) tak ada,mereka tak tahu Herri sekarang tinggal dimana. Ia juga mengaku punya empat yayasan anak yatim, kami datangi, tapi informasinya, Herri bukan pemilik yayasan, hanya numpang dan keberadaanya saat ini juga tidak jelas,” sambung Chitos.
Bahkan, kata Chitos, sejumlah alumni-pun sudah mendatangi kampus Institut Teknologi Nasional Bandung (Itenas) dimana Herri pernah kuliah. Namun, saat digali informasi ternyata Herri yang tercatat sebagai mahasiswa teknik mesin S1 angkatan 2001 itu sudah mengundurkan diri pada 8 Februari 2019.
“Kami juga sudah datang ke alamat kakaknya di Jalan Pasir Salam III, Nomor 2, Ancol Regol, Kota Bandung. Berdasarkan informasi yang didapat, Herri sudah pergi ke Kabupaten Sumedang. Saat ini beberapa alumni langsung pergi dan mencari informasi dimana ia tinggal,” paparnya.
Chitos mengungkapkan, pihak kampus sudah menginstruksikan kepada semua dosen, mahasiswa atau alumni untuk tidak mengambil langkah gegabah. Pihak kampus, kata dia, meminta Herri Permana untuk meminta maaf dan me jelaskan alasan dugaan penghinaan tersebut.
“Kami hanya meminta permintaan maaf secara terbuka dari yang bersangkutan, karena kami khawatir jika Herri terus melakukan postingan yang tak pantas akan menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri. Tapi, tak ada respon, kami laporkan saja kepada polisi,” imbuhnya.
Saat ini kasus tersebut sudah dilaporkan ke Polrestabes Bandung pada Kamis 26 September 2019, dengan No. Pol: LP/2248 /IX/2019/JBR/POLRESTABES dengan dugaan perbuatan UU ITE NO 19 THN 2016, dengan terlapor bernama Herri Permana.