POJOKBANDUNG.com, SOREANG – Hery Abdul Basit, atau biasa disebut Uhe, merupakan salah perwakilan Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran Kabupaten Bandung yang hadir dalam sosialisasi Program JKN-KIS dan Pola Hidup bersama Ade Rai. Di sela-sela kegiatan tersebut, Uhe mengatakan bahwa penting sekali untuk menambah wawasan tentang keberlangsungan Program JKN-KIS.
“Kita jangan sungkan memberikan edukasi kesehatan kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat, karena nantinya setelah mereka paham maka dampaknya akan luas menyebar ke masyarakat,” ujarnya, Senin (16/09).
Selama menjadi peserta JKN-KIS, Uhe sudah menggunakannya dua kali di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempatnya terdaftar. Ia mengaku pernah memanfaatkan layanan skrining kesehatan. Menurutnya, skrining kesehatan adalah hal yang penting dilakukan setiap orang untuk mengetahui risiko penyakit yang mungkin dideritanya.
“Saya baru tahu setelah dilakukan skrining kesehatan, ternyata saya berpotensi tekanan darah tinggi (hipertensi). Saya harus segera diperiksa kata dokter yang meriksa saya tadi. Untungnya sudah punya kartu JKN KIS jadi tinggal langsung saja diperiksa ke dokter atau klinik terlebih dahulu,” ujar Uhe.
Menurutnya dengan mejadi bagian dari peserta JKN-KIS merupakan wujud kepeduliaan terhadap orang atau masyarakat yang mnembutuhkan. Bagi Uhe, BPJS Kesehatan itu indah karena ada prinsip gotong royong yang terkandung di dalamnya.
“Lewat JKN-KIS, ada saling silih asih, silih asuh, siling asah. Kita jadi peserta JKN-KIS berarti membantu pula peserta lain yang sakit, beitupun juga sebaliknya. Ketika kita sakit ada bantuan orang lain tentunya. Gotong royong ini tidak akan berkesinambungan jika peserta yang lainnya banyak yang menunggak. Apa jadinya kalau yang sakit banyak, sedangkan iurannya tidak pula dibayarkan. Mudah-mudahan semakin banyak yang memahami makna gotong royong dalam Program JKN-KIS ini,” katanya.