POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Praktik korupsi tidak bisa dilawan oleh satu lembaga saja. Masyarakat harus aktif berperan dalam melaporkan, mengawasi bahkan mengungkap kasus penyelewengan anggaran.
Hal ini menjadi isu yang diangkat oleh sejumlah seniman yang tergabung dalam Payuguban Ruang Budaya Kalamenta saat menggelar aksi damai di car free day, Jalan Ir. H. Djuanda, Kota Bandung, Minggu (15/9./2019).
Mereka membawa spanduk bertuliskan ‘Revisi Untuk KPK Yang Lebih Kuat Dan Profesional’, diiringi musik tradisional. Mereka pun menggelar sejumlah seni tradisi jawa barat di tengah masyarakat yang berolahraga. Seperti pertunjukan kesenian benjang dan Leak.
Salah satu pengurus Ruang Budaya Kalamenta Galih Purnama menjelaskan menjelasnkan kampanye itu dilakukan dalam rangka mendukung Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (RUU KPK).
“Hari ini kita ingin mengenalkan budaya sunda, dalam rangka mendukung RUU KPK. Agar KPK jeli memberikan pendidikan anti korupsi di Indonesia,” kata Kang Galih begitu ia disapa.
Pihaknya pun menginginkan, dengan kampanye budaya tradisional ini, masyarakat bisa ikut serta dalam mengawasi kinerja KPK untuk memberantas korupsi, karena telah merugikan negara.
“Kita juga ingin agar warga sipil ikut andil dalam pengawasan. Dan kami sebagai seniman hanya mendukung ingin pemerintah bisa memberantas korupsi,” jelasnya.
Perlu diketahui, Presiden RI Joko Widodo sudah menyetujui RUU KPK yang sebelumnya diinisiasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun, Jokowi tidak menyetujui semua draft revisi tersebut, ada empat point yang ditolak oleh Jokowi.
Sebelumnya, RUU KPK ini juga menuai polemik di berbagai elemen masyarakat. Ada yang pro terhadap revisi tersebut, dan ada juga yang kontra karena menganggap akan melemahkan lembaga anti rasuah itu. (azs)