Krisis Air, Anak-Anak Pergi Sekolah tanpa Mandi

ANTRE : Sejumlah warga mengantre air bersih yang didistribusikan Damkar Cimahi, di Kampung Hujung Kidul, Kecamatan Cimahi Selatan, Rabu (21/8/2019) 
(foto: GATOT POEDJI UTOMO/RADAR BANDUNG)

ANTRE : Sejumlah warga mengantre air bersih yang didistribusikan Damkar Cimahi, di Kampung Hujung Kidul, Kecamatan Cimahi Selatan, Rabu (21/8/2019) (foto: GATOT POEDJI UTOMO/RADAR BANDUNG)

POJOKBANDUNG.com, CIMAHI – Berangkat ke sekolah tidak mandi bagaimana rasanya? Peristiwa itu ternyata dialami anak-anak di Kampung Hujung Kidul, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Rabu (21/8/2019).

Kemarau panjang yang terjadi sejak empat bulan lalu membuat sejumlah warga di kampung tersebut dilanda krisis air.

Salah seorang  warga setempat yang mengalami krisis air bersih, Deden (41), mengaku, semenjak musim kemarau ini, anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), kerap pergi ke sekolah tanpa mandi terlebih dahulu. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, terkadang ia harus membeli air galon yang harganya Rp4.000 per galon.

“Air sumur sudah kering, kita gak bisa apa-apa lagi selain beli air galon,” kata Deden.

Ia merasa sedih lantaran jika air di daerahnya tak mengalir, anaknya rela hanya sekadar mencuci muka ketika hendak pergi ke sekolah. Air yang tersedia tidak cukup untuk membasuh seluruh badan.

“Kami sering hanya satu kali mandi dalam sehari, gara gara kekurangan air,” ujarnya.

Hal yang sama dirasakan Carbun (49). Kata dia, air sumur di wilayah tempat tinggalnya sudah kering sejak lama. Walhasil, kegiatan dan kebutuhan sehari-hari jadi tidak terpenuhi. Misalnya untuk membersihkan badan dan pakaian.

“Air sumur sudah mengering empat bulan kemarin hingga sekarang, biasanya kalau buat nyuci pakaian pakai air sumur sama harus antre,” kata Carbun.

Kendati demikian, sebenarnya Pemerintah Kota Cimahi sudah mendistribusikan air bersih kepada warga melalui Dinas Pemadam Kebakaran ke sejumlah wilayah yang terdampak kekeringan. Itu dilakukan selama kemarau panjang tahun ini.

Setiap hari warga mengantre di dekat mobil tangki berisi air bersih sejak pukul 09.00 WIB. Mereka mengambil air yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Deden berharap Pemerintah Kota Cimahi tidak berhenti melakukan itu. Dia juga mengatakan alangkah baiknya jika pemerintah setempat juga lebih intensif mendistribusikan air.

“Pemerintah harus siap siaga, langsung turun ke lapangan,” pungkasnya. Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa musim kemarau tahun ini akan berlangsung hingga Oktober atau November mendatang. Hujan diperkirakan baru akan turun pada akhir November atau awal Desember.

(gat)

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …