POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Pelantikan Anggota DPRD Kota Bandung diwarnai ricuh. Massa yang tergabung dalam Aliansi Cipayung terlibat bentrok dengan aparat kepolisian. Satu orang demonstrans terluka dibagian kepala akibat pemukulan oleh oknum polisi, Senin (5/8/2019).
Pantauan Radar Bandung, kejadian bermula saat massa akan membubarkan diri. Massa sebelumnya melakukan aksi bahkan menyusup dan membentangkan sepanduk protes
di Ruang Sidang Paripurna DPRD Kota Bandung, Jalan Sukabumi, Kota Bandung.
Kemudian massa bermaksud memberikan sebuah ungkapan kekecewaan kepada seluruh anggota dewan dengan membakar ban dan melemparkan telur ke gedung DPRD Kota Bandung.
Sebelum massa melakukan aksi pelemparan telur, tampak puluhan petugas kepolisian yang berjaga langsung melakukan pengejaran terhadap masa aksi. Kondisi di depan gedung DPRD pun ricuh dan tak terkendali. Sekretaris Umum Pimpinan Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Bandung, Tyas Aziz Arivin, terluka dan harus dibawa ke rumah sakit karena pendarahan di bagian kepala akibat pemukulan salah satu oknum kepolisian.
Atas kejadian itu, Ketua PC PMII Kota Bandung, Irma Zahrotunnisa menegaskan, pihaknya akan melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Bandung untuk segera ditindaklanjuti dan mendalami persoalan.
“Kami dari Aliansi Cipayung mengutuk keras perlakuan represif oknum aparat kepolisian terhadap masa aksi,” ujar Irma.
Menurutnya, korban Tyas bermaksud ingin melerai teman-temannya saat bentrokan terjadi. Namun niatan baik itu berbuah nahas. Tyas justru menjadi korban pemukulan oknum aparat kepolisian
“Korban (Tyas) tidak melakukan perlawanan terhadap kepolisian, malah membantu ingin memisahkan bentrokan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Irma menyebut, atas kejadian itu pihaknya meminta Kapolrestabes Bandung, Kombes Irman Sugema mengusut dan menindak oknum polisi yang melakukan pemukulan terhadap rekannya.
“Kami menuntut Kapolres Bandung bertanggung jawab atas kejadian tersebut,”tandasnya.
Sebagaimana diketahui, aksi tersebut diikuti puluhan mahasiwa yang tergabung dalam organisasi kemahasiswaan Cipayung (PMII, GMNI, GMNI, GMKI, PMKRI). Mereka menggelar aksi unjuk rasa sebagai bentuk protes dan kekecewaannya terhadap penindakan dan pencegahan korupsi di Kota Bandung.
Ketua GMNI Kota Bandung, Antonius Doni MS menambahkan, aksi unjuk rasa dilakukan guna memberikan peringatan dan kesadaran bagi Pemerintah Kota Bandung agar serius menuntaskan segala permasalahan penyalahgunaan kekuasaan, yang berdampak pada penderitaan masyarakat, diantaranya masalah korupsi.
“Dalam aksi ini kami menuntut beberapa poin diantaranya DPRD Kota Bandung harus benar-benar bertanggungjawab dalam fungsi legislatif. Kemudian menuntut Walikota dan Wakil Walikota Bandung untuk mengevaluasi kinerja dan kebijakan pemerintahan, seperti kasus penyalahgunaan kekuasaan (kasus RTH atau PD Pasar dan kasus lainnya),” pungkasnya.