Mahasiswa 14 Negara Belajar ke Cireundeu

KUNJUNGAN : Walikota Cimahi Ajay M Priatna (kedua dari kiri) saat menerima tamu mahasiswa dari 13 Negara, di Kampung Adat Cireundeu, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan. Senin (22/7/2019).
(IST )

KUNJUNGAN : Walikota Cimahi Ajay M Priatna (kedua dari kiri) saat menerima tamu mahasiswa dari 13 Negara, di Kampung Adat Cireundeu, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan. Senin (22/7/2019). (IST )

POJOKBANDUNG.com, CIMAHI – Kampung Adat Cireunde kedatangan tamu mancanegara. Para tamu tersebut merupakan peserta Summercourse , Sociopreuner dan Cultural workshop tahun 2019 Universitas Parahyangan.

Warga adat pun menyambut hangat kedatangan mahasiswa yang berasal dari berbagai negara tersebut. Dalam kesempatan itu, beragam kesenian tradisonal khas Cireundeu ditampilkan. Nampak keceriaan dari seluruh peserta termasuk Walikota Cimahi Ajay Muhammad Priatna, siang itu.

Berkunjungnya sejumlah mahasiwa tersebut yakni dalam rangka menjalankan Program Summer Universitas Padjajaran Tahun 2019. Sebuah program mengenai perkembangan kebudayaan, kesenian, dan pariwisata di masyarakat, dikaitkan dengan kemajuan teknologi saat ini. Program ini diharapkan dapat membawa para mahasiswa untuk melihat secara real permasalahan-permasalahan yang ada, atau mungkin timbul di daerah yang dikunjungi.

Ajay mengatakan, kedatangan para turis mahasiswa ini merupakan suatu penghargaan tersendiri untuk masyarakat Cimahi. Menurutnya, dengan masih terjaganya kelestarian alam di Kampung Adat Cireundeu, bisa dijadikan barometer bagi pegiat seni maupun lingkungan untuk belajar bersama.

“Sudah hampri seratus tahun, masyarakat Cireundeu mempertahankan tradisinya. Seperti mengolah dan memakan singkong sebagai makanan pokok. Itu bisa jadi ketahanan pangan juga,” kata Ajay.

Dia menilai, sejauh ini warga adat memiliki keunikan bukan hanya  karena makanan pokoknya saja, namun adat istiadat, musik, tarian dan kesenian lainnya masih dipertahankan, meskipun perkembangan zaman semakin pesat, terutama teknologi.

Bahkan, dengan adanya masyarakat adat Cireundeu, lanjut Ajay, pada tanggal 18 Juli 2019 lalu, Cimahi mendapatkan penghargaan sebagai top 99 inovasi pelayanan publik 2019 di tingkat nasional  dengan mengusung gastrodiplomacy cireundeu atau diplomasi pangan cireundeu.

“Saya harap kelestarian adat Cireundeu bisa kita jaga bersama,” ujarnya.

Ajay menambahkan, Kampung Adat Cireundeu merupakan sebuah destinasi wisata edukasi untuk ketahanan pangan, seni dan budaya. Sejauh ini telah banyak pelajar dan mahasiswa yang datang berkunjung sambil belajar dan bermain angklung, gamelan dan suling.

Seiring dengan terus berkembangan kota, Kampung Adat Cireundeu sekarang telah memiliki 17 homestay untuk para pengunjung sehingga dapat tinggal dalam jangka waktu yang lebih lama dan juga berinteraksi dengan masyarakat lokal.

“Tentunya dengan kolaborasi yang baik ini, acara summercourse dan cultural  workshop tahun 2019, bisa berpengaruh terhadap upaya membangun kampung Cireundeu sebagai destinasi wisata edukasi di Kota Cimahi,” pungkasnya.

Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa yang datang dari negara Amerika, Mesir, Spanyol, Madagascar, Azerbaijan, afghanistan, Timor Leste, Aljazair, Jepang, Korea, Tiongkok, Philipina, Vietnam, Thailand.

(gat)

loading...

Feeds