BANDUNG – Calon menteri berusia muda untuk kabinet Joko Widodo-Maruf Amin menjadi isu hangat. Namun, konteks muda yang dimaksud bukan berarti berusia di bawah 40 tahun.
Pengamat politik Ray Rangkuti menilai Jokowi dalam menentukan kabinet tentu akan dibebani partai pengusung yang memiliki keinginan yang kuat agar kadernya dilibatkan dalam kursi kabinet.
Dalam konteks tersebut, Ray membaca menteri muda bisa bermakna berusia 55 tahun ke bawah karena faktor kematangan kader partai. Hal ini berhubungan dengan efek gagalnya pembangunan politik di era orde baru yang mrmbuat regenerasi selalu terlihat di atas 50 tahun.
“Usia yang muda tidak berarti mereka yang hanya berkutat di usia 40 tahun ke bawah. Di posisi ini, Pak Jokowi dapat menempatkan siapapun yang terbaik untuk duduk di kursi kabinet,” imbuhnya belum lama ini.
Selain usia muda, sejumlah syarat dari Jokowi pun harus dipenuhi. Calon anggota kabinet Indonesia Kerja harus terampil dan cekatan dalam manejemen untuk menerjemahkan visi dan misi presiden.
Dengan kata lain, kandidat menteri harus memiliki rekam jejak yang baik. Khususnya mereka yang sudah terbiasa bekerja membantu Jokowi pada masa kerja sebelumnya.
“Kriteria itu ditandai, khususnya mereka yang sudah terlibat dalam kabinet periode 2014-2019 serta mantan atau kepala daerah yang sukses dalam mengelola daerahnya masing-masing,” terangnya.
Dia menekankan, sukses kepemimpinan kepala daerah itu tidak dapat dilepaskan dari fakta bahwa mereka memiliki perpaduan kemampuan manajerial dan eksekutorial.
Terkait kemampuan menerjemahkan visi-misi itu bermakna memiliki sensitivitas bacaan terhadap kemauan dan arahan Jokowi.
“Semuanya bisa disinkronkan dengan kondisi nyata antara keinginan pribadi Pak Jokowi dan fakta bahwa beliau didukung oleh banyak partai dalam koalisi 01,” pungkasnya. (azs)
