POJOKBANDUNG.com, CIMAHI – Memasuki musim kemarau dan kencangnya angin berhembus, membuat PLN mewaspadai potensi gangguan jaringan akibat layang-layang.
Gangguan jaringan listrik akibat layang-layang kerap terjadi ketika kemarau. Sebab kebanyakan masyarakat bermain layang-layang di area pemukiman dekat tiang listrik.
“Sangat diantisipasi, karena sebulan belakangan khusus untuk wilayah Cimahi Selatan ada kurang lebih 5 kali kejadian padam listrik karena layang-layang,” ungkap Supervisor PLN UP3 Cimahi Wilayah Cimahi Selatan, Ilyas.
Benang gelasan yang biasanya ditambah dengan kawat di bagian ujungnya, lalu tersangkut di kabel listrik bisa menyebabkan ledakan di trafo gardu PLN.
“Biasanya trafo langsung meledak, atau ada kerusakan bagian lain. Kalau sudah begitu resiko buat masyarakat jadi terkena imbasnya,” ujarnya.
Selain kerusakan pada saluran distribusi, kerugian lain akibat padamnya listrik oleh gangguan layang-layang yakni energi yang tidak tersalurkan kepada pelanggan.
“Kalau padam jadi daya yang mesti dialirkan dan terjual itu kan jadi tersimpan. Kalau sudah begitu secara materi PLN juga rugi. Belum lagi penggantian peralatan yang meledak,” tegasnya.
Setiap terjadi ledakan, proses perbaikan membutuhkan waktu setidaknya satu jam. Termasuk dengan mematikan aliran daya dari gardu induk ke gardu penyuplai listrik ke permukiman.
“Biasanya paling cepat 45 menit sampai 1 jam. Tapi kan masyarakat tidak mau menunggu selama itu. Kadang mereka marah-marah ke petugas karena mematikan listrik, padahal kan padam itu karena gangguan,” jelasnya.
Untuk menyampaikan bahaya bermain layang-layang menggunakan kawat di dekat jaringan listrik, pihaknya melakukan sosialisasi dengan menyebar brosur.
“Tentu sosialisasi dilakukan, mulai dari brosur sampai memanfaatkan media sosial. Kami minta masyarakat terutama orangtua melarang anak-anaknya bermain layang-layang di permukiman, lebih baik di lapang terbuka,” tandasnya. (dan)