Dia juga mempertanyakan adanya pencairan dana hibah dari APBD tahap I tahun 2019 yang mengatasnamakan KONI Subang di bawah Kepemimpinan Yoyo Kustrio dari Pemerintah Daerah sebesar Rp.2 Miliar Rupiah. Menurutnya, hanya bermodalkan surat keterangan dari KONI Jabar, diketahui bisa cair pada tanggal 31 Mei 2019 lalu.
“Saya secara pribadi dan mewakili suara 24 Cabor lain memang terkejut adanya pencairan anggaran sebesar Rp.2 Miliar tersebut. Bagaimana bisa? Uang itu untuk apa ? Sementara hasil Musorkablub dari 24 Cabor berikut atletnya yang ada tidak tahu menahu soal itu. Jadi surat keterangan dari KONI Jabar itu hanya sebuah syarat yang digunakan untuk mencairkan anggaran itu,”papar Danis sapaan akrabnya.
Kemudian lanjut Danis, setelah surat keterangan terbit, disusul munculnya SK pergantian antar waktu (PAW) yang dikeluarkan KONI Jabar kepada Yoyo Kustrio.
“Bagi kami, PAW yang dilakukan suadara Yoyo Kustrio juga tidak berdasar, cenderung emosional semata. Dan tidak melalui aturan dan mekanisme organisasi, salah satunya tidak melaksanakan RAT,” tegasnya.
Hal tersebut pun kata Danis, tentunya berdampak buruk pada persiapan Porda tahun 2022.
“Jadi jika berbicara soal raihan emas dan tuan rumah nanti, hanyalah omong kosong belaka.Bayangkan ada 24 Cabor ada di kita, mereka merasakan peliknya ketika di Porda Bogor 2018, dan sebagian besar cabor di Musorkablub juga yang berjuang luar biasa meraih medali emas di Porda Bogor 2018,”katanya.
Menanggapi polemik ditubuh KONI Subang tersebut, Yoyo Kustrio, mengatakan bahwa legalitas formal surat keputusan ( SK) Ketua Koni Subang, telah turun kepada KONI Subang merupakan rekomendasi Ketua Umum KONI Jabar Ahmad Saefudin.
Menurutnya, terkait SK tersebut pihak Bupati dan Wakil Bupati Subang Ruhimat dan Agus Maskur sudah mengetahui dengan pasti bahwa jabatan Ketua Koni Subang adalah Yoyo Kustrio.
“Tentunya, terkait jabatan saya sebagai Ketua Koni Kabupaten Subang, SK sudah turun dari Ketua Umum KONI Jawa Barat itu, memang ada beberapa teman Koni Subang yang dinilai sudah keluar dari marwah KONI, dan asumsi kita bahwa KONI Subang itu sangat butuh pembaharuan, ” pungkas Yoyo.