POJOKBANDUNG.com, CICALENGKA – Endang Mulyana (51) adalah warga Desa Panenjoan Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung merupakan peserta PBI. Mata pencahariannya sebagai tukang sol sepatu keliling membuat dirinya harus berjuang keras bertahan hidup untuk menghidupi keluarganya. Setiap hari Endang berangkat dari rumah seusai salat subuh dan kembali lagi ke rumah sore hari. Jangkauan berkelilingnya tidak menentu untuk menawarkan jasa perbaikan sepatu yang rusak.
“Saya jadi tukang sol sepatu dari tahun 1984, ya mau gimana lagi, cuma itu modal saya untuk bisa menafkahi keluarga,” ucap Endang, Jumat (14/06).
Terkadang dia merasa lelah karena harus berjalan kaki memikul alat sol sepatu, mengingat usianya yang tak lagi muda. Pada saat ditemui di kediamannya Endang mengungkapkan merasa beruntung dirinya beserta keluarga mendapatkan jaminan kesehatan yang dibayarkan oleh Pemerintah. Dengan demikian, ia tidak perlu lagi memikirkan biaya iuran karena sudah menjadi tanggungan Pemerintah.
“Dulu saya punya 5 orang anak. Dulu pernah ada anak saya yang sakit, tapi karena belum terdaftar di Jamkesda, akhirnya kami hanya bisa pasrah saat nyawa anak kami tidak tertolong karena keterbatasan biaya untuk dilakukan pengobatan,” kenangnya sendu.
Kini dengan adanya BPJS Kesehatan, Endang tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Ketika anak-anaknya sakit, dia selalu sigap membawa ke klinik untuk segera berobat. Pernah waktu itu Endang bercerita soal anaknya yang pertama Aji Prasetyo (18) mengalami kecelakaan tunggal sehingga harus dilarikan langsung ke IGD.
Endang juga mengatakan perjuangannya menuju Kantor BPJS Kesehatan Cabang Soreang tidak sia-sia karena Endang dilayani dengan baik oleh petugas frontliner. Karena ada data yang harus diperbaiki, karena pelayanan yang cepat sehingga bisa digunakan untuk berobat anaknya yang kecelakaan di RSUD Cicalengka.
“Saya jalan kaki ke sana kemari sambil bawa alat sol sepatu saya. Alhamdulillah masih keburu dilayani sewaktu sampai di kantor BPJS Kesehatan. Pelayanannya juga sangat ramah, saya tidak dibeda-bedakan dengan pengunjung lainnya,” cerita Endang.
Endang merasa sangat tertolong dengan adanya JKN-KIS, anaknya bisa di operasi, karena ada kerusakan rahangnya dan harus ditambah gigi palsu. Menurutnya, biaya semua itu bisa mencapai 20 juta.
“Tapi karena ada JKN-KIS, saya sama sekali tidak keluar biaya. Terima kasih banyak pemerintah,” ujarnya penuh haru.