Ramadan 1440 H, DJP Jabar I Bukber Anak Yatim Piatu

Kepala Kanwil DJP Jabar I Neilmaldrin Noor (kanan) membagikan santunan kepada para anak yatim piatu saat acara buka bersama Kanwil DJP Jabar I, Kamis (16/5).

Kepala Kanwil DJP Jabar I Neilmaldrin Noor (kanan) membagikan santunan kepada para anak yatim piatu saat acara buka bersama Kanwil DJP Jabar I, Kamis (16/5).

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG–Mengisi bulan suci Ramadan 1440 H, Kanwil Ditjen Pajak (DJP) Jawa Barat I menggelar kegiatan sosial. Salah satunya, menyelenggarakan acara buka puasa bersama (Bukber) dan pemberian santunan kepada 40 anak yatim piatu dari Khanzul Ummah Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Acara bukber yang dimulai pukul 16.00 ini, diawali pelepasan pegawai purnabakti, Maman Yusman Suhel. Selanjutnya, pengarahan oleh Kepala Kanwil DJP Jabar I Neilmaldrin Noor kepada para pegawai.

Dalam pengarahannya, Neilmaldrin Noor menuturkan, acara ini esensinya adalah memupuk kebersamaan.

“Kita seringkali terperangkap dalam batasan rutinitas, ke kantor, bekerja seperti biasa, lalu pulang.  Itu tidak salah. Tapi waktu kita sama. Kita bisa berbuat lebih dari itu. Acara ini untuk meningkatkan kebersamaan kita. Ayolah, kita jadikan kantor ini menjadi keluarga kedua, maksimalkan fungsi kita, peranan kita, memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi lingkungan kita. Terlebih kita berperan besar dalam kemajuan bangsa ini secara keseluruhan,” ujar Neil di hadapan peserta acara bukber di Aula Kanwil DJP Jabar I, Kota Bandung, Kamis (16/5) petang.

Neil juga mengajak para tamu undangan dan karyawan untuk tidak lupa bersyukur.

“Saya mengingatkan kembali pada diri saya dan teman-teman semua, jangan lupa bersyukur. Ini penting, karena kita seringkali lupa atau sulit bersyukur. Kita berbuat sesuatu lebih di kantor ini dengan bahan bakar rasa syukur itu. Saya sudah tanya beberapa pegawai di KPP-KPP, siapa yang tidak bisa buka puasa bareng keluarga? Itu jumlahnya lebih sedikit daripada yang berbuka puasa dengan keluarganya. Coba renungkan, seandainya untuk bertemu keluarga saja teman-teman semua harus naik pesawat. Syukurilah kenikmatan itu. Ada sejuta alasan untuk kita bersyukur, tidak ada alasan untuk tidak bersyukur,” tegas orang nomor satu di Kanwil DJP Jabar I ini.

Mengutip sebuah cerita, Neil pun berkisah, suatu ketika ada seorang pemuda yang datang kepada Imam Syafi’i  rahimahullah lalu mengadukan tentang kesempitan hidup yang ia alami. Dia memberitahukan bahwa ia bekerja sebagai pekerja upahan dengan gaji 5 dirham. Dia meminta saran bagaimana melepaskan kesempitan hidup itu. Minta gajimu untuk dikurangi jadi 4 dirham, saran Imam Syafi’i. Orang itu pergi melaksanakan perintah Imam Syafi’i sekalipun ia tidak paham apa maksud dari perintah itu. Setelah berlalu beberapa lama, orang itu datang lagi kepada Imam Syafi’i untuk mengadukan tentang kehidupannya yang tidak banyak kemajuan. Kalau begitu minta gajimu untuk
dikurangi jadi 3 dirham, saran Imam Syafi’i kembali. Orang itupun pergi melaksanakan anjuran Imam Syafi’i dengan perasaan sangat heran. Setelah berlalu sekian hari, orang itu kembali lagi menemui Imam Syafi’i dan berterima kasih atas nasehatnya. Ia menceritakan bahwa uang 3 dirham justru bisa menutupi seluruh kebutuhan hidupnya, bahkan hidupnya menjadi lapang.

Ia menanyakan apa rahasia di balik itu semua? Imam Syafi’i menjelaskan bahwa pekerjaan yang ia jalani itu tidak berhak mendapatkan upah lebih dari 3 dirham. Dan kelebihan 2 dirham itu telah mencabut keberkahan harta yang ia miliki ketika tercambur dengannya.

“Barangkali kisah ini bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita dalam bekerja. Jangan terlalu berharap gaji besar bila pekerjaan kita hanya sederhana. Dan jangan berbangga dulu mendapatkan gaji besar, padahal etos kerjanya sangat lemah atau tidak seimbang dengan gaji yang diterima,” papar Neil.

Bila gaji yang diterima karyawan tidak seimbang dengan kerja yang dilakukan, artinya harta yang diterima bukanlah hak karyawan. Itu semua akan menjadi penghalang keberkahan harta yang ada, dan mengakibatkan hisab yang berat di akhirat kelak. Harta yang tidak berkah akan mendatangkan permasalahan hidup yang membuat karyawan susah, sekalipun harta benda karyawan banyak.

“Mari evaluasi diri, apakah penghasilan yang kita terima selama ini sudah sesuai dengan kinerja kita?” pungkas Neil.

Usai pengarahan, Neil dan sejumlah Kabid membagikan uang santunan dan goodie bag kepada anak-anak yatim piatu. Acara diakhiri tausiyah oleh Ustad Harry Gunawan dan buka puasa bersama. (*/nto)

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …