POJOKBANDUNG.com, SEJIBUN prestasi ditorehkan Drs Marthen K Patiung, sejak menahkodai Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (P4TK BMTI) Jabar. Selain prestasi di berbagai departemen yang dipimpinnya, Marthen juga membuat lembaganya meraih prestasi sebagai unit kerja pelayanan berpredikat wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, 10 Desember 2018 lalu.
“Kami melayani tanpa pamrih. Tak heran bila lembaga kami mendapat predikat sebagai pengelola keuangan terbaik di Jabar. Kami tidak takut mengelola uang, karena semua dilakukan dengan terang benderang,” ujar Kepala P4TK BMTI Jabar, Drs Marthen K Patiung, saat ditemui di kantornya, Senin (29/4).
Apa yang dilakukan Marthen sehingga mampu meraih seabrek prestasi saat menahkodai P4TK BMTI Jabar? Simak wawancara singkat wartawan Radar Bandung Ma’mun Aliah M dan Herman S dengan Marthen saat ditemui di ruang kerjanya :
Bapak terbilang sukses memimpin P4TK BMTI Jabar. Apa kunci atas keberhasilan tersebut?
Saya dilantik 1 September 2015. Sebenarnya saya tidak memilih menjabat di P4TK BMTI, tapi pimpinan tetap mempercayakan saya sebagai orang yang tepat memimpin di sini (P4TK BMTI). Betapa tidak, saat saya menjabat suasana kantor tidak kondusif, karena staf tidak sejalan dengan pimpinan sebelumnya. Tapi alhamdulillah saya bisa mengatasi kondisi tersebut dan mulai menatanya.
Apa langkah awal yang Bapak lakukan saat menjabat?
Saya menata infrastruktur. Bangunan-bangunan yang sudah tidak layak kami rehab, termasuk mengecat atap kantor. Selanjutnya menata kedisiplinan di lembaga ini, termasuk mengumumkan honor peserta diklat, karena aturannya sudah seperti itu. Termasuk kedisiplinan kerja, sehingga masuk kerja pagi sudah menjadi budaya. Bagi pegawai yang tiga kali telat dalam sebulan keluar SP1.
Kabarnya Bapak juga menyediakan lemari gratifikasi?
Oh iya benar. Ada lemari gratifikasi bila ada peserta diklat yang memberi sesuatu dan kami susah menolaknya akhirnya disimpan di lemari tersebut. Barang-barang tersebut secara berkala kami serahkan ke KPK.
Selain kedisiplinan, Bapak juga sukses mendorong seluruh departemen agar berprestasi, salah satunya energi terbarukan dan sains, khususnya bio gas. Tanggapan Bapak?
Benar. Energi terbarukan yang kami miliki terdapat tenaga angin yang bisa menghasilkan tenaga listrik dan matahari (800 W), pengolahan sampah kering (bio diesel) yang telah menarik perhatian dari Walikota Tangerang Selatan, limbah sampah menjadi gas (bio gas) yang berasal dari sampah sayuran, makanan, bahkan hewan.
Berapa biaya yang dibutuhkan untuk membuat alat bio gas ini?
Biaya tergantung kapasitas. Kalau rumahan cukup dengan biaya Rp 10 juta hingga Rp 15 juta. Kami juga sudah bekerjasama dengan kementerian terkait.
Bagaimana bila ada masyarakat yang tertarik mengembangkan alat bio gas ini?
Kami bisa bantu membuat alat atau melatih mereka. Kami pokoknya apa saja bisa. Apapun layanan bagi masyarakat kami akan layani. Kami nanti training mereka. Prinsip kami tidak ada yang tidak bisa. Program bio gas ini bagus untuk masyarakat, misalnya masyarakat di daerah pegunungan. Bila ada petani yang memiliki tiga ekor sapi saja, sudah bisa membuat bio gas ini. Mereka bisa memasak. Petani tidak perlu lagi mencari kayu ke hutan.
Pokoknya kami menyiapkan alat dan memberi training. Pelatihan dan sertifikasi. Pelatihan tergantung seperti apa yang diinginkan. Polanya 40 jam pelatihan. Pelatihan paling lama satu minggu.
Bagaimana dengan departemen lainnya?
Kami juga memiliki alat mengolah limbah plastik jadi gas. Melatih guru, bisa menjadi minyak bakar. Semua lab kita sediakan kantor dan fasilitas.
Tak heran sejumlah perguruan tinggai di tanah air tertarik dengan temuan kita ini. Untuk sertfikasi sendiri kami bekerjasama dengan Universitas Pasca-sarjana Darma Persada. Kami juga bekerjasama dengan sejumlah negara untuk melakukan pelatihan, diantaranya Pakistan dan Afrika.