Gabungan Teknologi Otomatisasi dan Cyber Technology, ICA-ITB Ingin Dorong Keselamatan Kelistrikan

BERPOSE: (ki-ka Rektor ITB, Kadarsah Suryadi,  Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dan East & Southeast Asia Director International Copper Association, Mr. Collin May berfoto bersama usai  penandatanganan letter of intent (LOI) kampanye keselamatan kelistrikan di ITB, Senin (29/4/2019).

BERPOSE: (ki-ka Rektor ITB, Kadarsah Suryadi, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dan East & Southeast Asia Director International Copper Association, Mr. Collin May berfoto bersama usai penandatanganan letter of intent (LOI) kampanye keselamatan kelistrikan di ITB, Senin (29/4/2019).

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG –  Dengan perkembangan revolusi industri 4.0, International Copper Association (ICA) menilai keselamatan listrik di Tanah Air relatif krisis. Untuk itu, industri tersebut perlu menggabungkan teknologi otomatisasi dengan cyber technology.

East & Southeast Asia Director  ICA Collin May mengatakan, revolusi industri 4.0 itu terdapat lima sektor yang menjadi pendorong perkembangan yakni, minuman, kimia, tekstil, elektronik/listrik dan otomotif.

“Pada industri 4.0 dalam hal elektronik/listrik dan otomotif harus mempunyai tembaga yang memiliki SNI (Standar Nasional Indonesia). Tembaga memiliki tingkat konduktif 30% lebih tinggi dibandingkan logam lainnya yang berarti meningkatkan efisiensi,” ujar Collin saat penandatanganan letter of intent (LOI) kampanye keselamatan kelistrikan di ITB, Senin (29/4/2019).

Menurut Collin, dalam industri otomotif tembaga merupakan material kunci untuk transportasi menjadi lebih bersih. Pada mobil listrik, jumlah penggunaan tembaga empat kali lebih banyak dibandingkan mobil konvensional.

Berdasarkan data Dinas Pemadam Kebakaran di salah satu kota besar di Indonesia, pada 2016 terjadi bencana kebakaran sebanyak 1.047 kali. Dimana 754 di antaranya disebabkan karena listrik. Pada 2017, jumlahnya meningkat menjadi 1.185 kejadian dengan 851 disebabkan karena listrik.

Penyebab kebakaran antara lain perawatan tidak sesuai standar, terdapat bagian listrik yang terbuka dan isolasi kabel yang buruk. Selain itu, terjadi overload pada sistem instalasi listrik, kerusakan pada sistem instalasi listrik, penggunaan peralatan instalasi listrik yang standar, serta kondisi listrik yang buruk.

“Ini adalah sebuah kenyataan umum tidak hanya di Indonesia, tapi di beberapa negara bahwa pengguna atau konsumen tidak peduli dengan kabel listrik di rumahnya. Orang-orang mengira bahwa kabel listrik dirumah mereka sudah aman dan sistem pelistrikannya sudah diatur dan dicek,” tandasnya.

Dengan maraknya kejadian kebakaran di pemukiman warga dan perkantoran tersebut, ICASoutheast Asia dan Pemprov Jabar akan melakukan kampanye keselamatan kelistrikan yang mengedepankan konsep safety, green and smart electricity.

Hal ini ditandai dengan pemberian sertifikasi gratis bagi instalatir listrik. Sertifikasi kompetensi ini diperlukan para tenaga ahli untuk menunjang kredibilitasnya. Kegiatan akan dilakukan pada 2019-2024. Melalui kerja sama tersebut, akan memberikan inspeksi listrik gratis bagi warga Jawa Barat dan edukasi pada masyarakat mengenai bahaya kebakaran dan pentingnya sertifikat layak operasi (SLO) bagi pemilik rumah tinggal.

ICA dan Aliansi Tembaga bekerja sama di bidang-bidang manfaat sosial yang luas. Termasuk, pembangunan ekonomi, energi berkelanjutan, mitigasi/adaptasi perubahan iklim, kesehatan masyarakat, inovasi teknologi, dan menyosialisasikan  pentingnya menggunakan kabel listrik yang terbuat dari tembaga untuk mengurangi resiko kebakaran di perumahan.

Kerja sama dan bantuan ini merupakan kelanjutan dari pembicaraan dan kunjungan yang dilakukan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat dengan United Nation Environment Programme (UNEP).

(apt)

loading...

Feeds

Penggiat Event Curhat ke Kang Arfi

Penggiat Event Curhat ke Kang Arfi

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG- Konser band kawakan Sheila On 7 sempat direncanakan berlokasi di Kota Bandung pindah ke Kabupaten Bandung. Hal itu menjadi …