POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Mahasiswa Telkom University asal kabupaten Bone Mafar Mullah Arrum meluncurkan buku novel dengan judul “Lesung Pipi Mika”. Peluncuran buku ini diselenggarakan di Upnormal Riau, Bandung, Sabtu (9/3/2019).
Acara ini berlangsung mulai pukul 20.00 WIB dan berakhir pukul 22.00. Acara ini dihadiri oleh puluhan peserta. Tidak hanya sekedar peluncuran buku, acara ini juga menyajikan bedah buku. Bedah buku dilakukan oleh Aidil Pananrang (Penulis buku “Besok Lusa Langit Tak Lagi Biru) dan Yusuf Syahgani (Direktur Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam cabang Bandung) dan dimoderatori oleh Hodijah Wulandari.
Kegiatan ini dikemas dengan santai, sepanjang acara peserta sangat menikmati acara dari awal hingga penghujung acara. Penuh dengan rasa penasaran begitu yang dirasakan peserta kali ini. Hal itu dikarenakan tokoh utama yang diceritakan dalam novel ini disajikan secara misteri oleh penulis novel ini.
Diakhir pembahasan isi novel, penulis mengakhirinya dengan membacakan satu buah puisi yang terdapat didalam buku. Setelah itu peluncuran buku ditandai dengan penandatanganan oleh penulis dan para pembicara. ”Buku ini menciptakan rasa penasaran, sedih, dan kecewa dalam satu cerita yang membuat para pembacanya akan terbawa dengan isi cerita didalamnya. Ini adalah langkah yang sangat bagus yang dilakukan oleh Mafar karena melihat kondisi kaum muda pada saat ini begitu banyak kasus-kasus kematian atau hal-hal yang merugikan diri sendiri karena cinta atau biasa saya sebut “Bucin” budak cinta, namun Mafar melampiaskan amarah dan kekecewaannya dalam satu bentuk kreatif dengan membuat cerita dan menjadikan hal itu menjadi karyanya yang abadi. Dan semoga mampu menginspirasi lebih banyak pemuda-pemuda yang lainnya,” tutur Aidil Pananrang.
“Ini sangat membangkitkan kepada pemuda-pemuda zaman now, apalagi didalam ceritanya Mafar tidak hanya menampilkan sisi kesedihan didalamnya namun dia juga menampilkan unsur-unsur lainnya seperti unsur budaya khas dari kabupaten Bone, cita-cita, dan romansa. Pemuda yang lain harus banyak cemburu dengan Mafar, karena mampu menciptakan karya yang sangat menyedihkan ini,” ujar Yusuf Syahgani.
Sementara itu, menurut Mafar alasan dia menulis buku novel ini dikarenakan ingin menginspirasi banyak orang bahwa kesedihan, kekecewaan, keresahan, bisa dikembangkan dengan menciptakan karya. Menulis menurutnya adalah semangat membangkitkan kegalauan, dari pada kegalauan itu disimpan didalam hati, mending diabadikan dalam tulisan.
Penulis novel “lesung pipi Mika” ini tidak hanya gemar menulis, namun juga turut aktif diberbagai organisasi baik didalam maupun diluar kampus. Mafar merupakan salah satu inisiator pendiri dari paguyuban Keluarga Mahasiswa Bone Arung Palakka di Bandung. Satu hari sebelum peluncuran bukunya aktivis yang sering
dipanggil oleh rekan-rekannya “aktivis melankolis” ini terpilih menjadi delegasi Indonesia dalam ajang Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN) 2019 yang akan berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia pada bulan Agustus nanti.