POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Indonesia masih kalah jauh dengan negara maju dalam pemanfaatan Nanotechnology (teknologinano) di berbagai parameter kehidupan, seperti di bidang biologi maupun elektronik. Padahal, teknologi ini bisa mempengaruhi kemajuan suatu bangsa.
Guru Besar Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Brian Yuliarto menjelaskan bahwa Teknologi nano adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengontrol zat, material dan sistem pada skala nanometer, sehingga menghasilkan fungsi baru yang belum pernah ada. Ukuran1 nanometer adalah 1 per satu miliar meter yang berarti 50.000 kali lebih kecil dari ukuran rambut manusia.
Indonesia yang ia sebut sudah tertinggal dengan negara lain harus segera gencar mengenalkan dan mengaplikasikan teknologi jenis ini kepada masyarakat dan pelaku industri. Sehingga, ketergantungan kepada pihak asing pun bisa ditekan pemerintah dalam pemanfaatan Nanotechnology.
Ia mengakui salah satu kendala yang dihadapi adakah biaya penelitian yang mahal. Namun bukan berarti tidak ada jalan keluar lain. Salah satunya, membangun jejaring serta bekerjasama dengan sesama kampus dalam negeri maupun luar negeri.
“Kebersamaan inilah yang mungkin kita bisa jadikan kekuatan untuk bersaing melawan pengembangan teknologinano. Di luar negeri jelas sangat maju. Indonesia harus mengejar karena punya potensi itu,” ucapnya saat ditemui di kampus ITB, Jalan Tamansari, Kota Bandung, akhir pekan lalu.
Ia pun mengaku sudah melakukan sejumlah penelitian dengan mengembangkan modifikasi atau rekayasa material berukuran nano untuk aplikasi di sejumlah bidang. Yakni, di bidang lingkungan, kesehatan dan energi.