POJOKBANDUNG.com – Presiden Venezuela Nicolas Maduro bergulat menghadapi hari-hari dengan listrik mati total. Dilansir dari AFP pada Senin (11/3), pemimpin oposisi Juan Guaido telah menyerukan unjuk rasa nasional di Caracas untuk menghidupkan tekanan pada Maduro karena negara itu memasuki hari keempatnya hidup tanpa listrik.
Pemadaman besar-besaran di Venezuela telah meningkatkan ketegangan politik antara Guaido, yang diakui sebagai pemimpin Venezuela oleh lebih dari 50 negara. Tidak ada data nasional yang tersedia tentang dampak pemadaman listrik, tetapi sebuah LSM mengatakan, setidaknya 15 pasien dengan penyakit ginjal parah meninggal setelah mereka berhenti menerima perawatan dialisis di rumah sakit tak berlistrik.
Di Washington, Penasihat Keamanan Nasional John Bolton mengatakan, anggota militer Venezuela mempertimbangkan kembali dukungan mereka untuk Maduro.
“Ada banyak percakapan yang terjadi antara anggota Majelis Nasional dan anggota militer di Venezuela, berbicara tentang apa yang mungkin terjadi, bagaimana mereka mungkin bergerak untuk mendukung oposisi,” kata Bolton dalam sebuah wawancara di ABC.
Ditanya apakah dia yakin Maduro sedang dalam perjalanan keluar, Bolton mengatakan, “Saya tidak yakin apa-apa, tetapi saya pikir Guaido memiliki momentum,” ujarnya.
Komando tinggi militer telah berulang kali menyatakan kesetiaan mutlak kepada Maduro, tetapi desersi prajurit dan perwira berpangkat rendah terus meningkat.
Saat malam tiba di hari Sabtu, sebagian besar negara masih tanpa listrik. Bisnis tetap tutup, rumah sakit kesulitan beroperasi, dan transportasi umum nyaris tidak berfungsi.
Guaido mengatakan kepada ribuan pendukungnya, ia segera memulai tur nasional sebelum memimpin unjuk rasa di ibu kota. “Begitu kita menyelesaikan tur, mengorganisir di setiap negara bagian, kita akan mengumumkan tanggal kapan kita bersama-sama akan datang ke Caracas,” kata Guaido, menggunakan megafon saat dia berdiri di atap truk pickup.
Guaido, yang menyatakan dirinya sebagai presiden dari negara berpenduduk 30 juta orang pada Januari dan mengatakan pemilihan kembali Maduro Mei itu tidak sah dan telah menuntut pemilihan baru.
Dia mengancam akan menyerukan intervensi militer dari negara lain ketika saatnya tiba, menunjuk ke konstitusi, yang mengizinkan penggunaan misi militer Venezuela di luar negeri, atau orang asing di dalam negeri. “Semua opsi ada di meja,” katanya, meminjam frasa dari Presiden AS Donald Trump.