POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Sektor pertanian di Jawa Barat menyediakan lapangan kerja bagi ratusan ribu milenial, menjadi bagian korporasi agribisnis mulai tingkat direktur, manajer hingga jajaran pemasaran produk pertanian masyarakat desa.
Hal ini diungkapkan koordinator nasional Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita) Dadang Riyada saat dialog publik oleh Posko Sahabat Rakyat Indonesia bertema ‘Regenerasi petani dan optimalisasi lahan untuk kesejahteraan rakyat Jawa Barat, posko bersama Jokowi Maruf Amin, Bandung, Sabtu (9/03/2019).
Dialog ini menghadirkan Koordinator nasional Gempita Dadang Riyada dan Korwil Jawa Barat Ogi, SOS dipandu oleh moderatornya Ceu Edoh, salah satu pentolan sinetron komedi Preman Pensiun.
Acara tersebut hadir ratusan Ketua KUB dari Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Bandung, Subang.
Dadang menjelaskaan, pemerintah telah mewadahi Star Up muda bisa bergerak di agribisnis – bertani di desa dengan membentuk KUB sebagai perusahaan bersama kaum milenial, khusus untuk petani muda di tiap desa.
Dengan begitu milenial tak perlu berbondong-bondong lagi mencari pekerjaan ke kota sebab di desa lapanagan kerja tersedia.
“Peluang ini sambutannya masih jauh, baru terbentuk sekitar 200 KUB di setiap kabupaten yang tersebar di Jabar dan banyak mencetak petani muda suskses lewat program tersebut,” tegas Dadang.
Saat ini korporasi pertanian di setiap desa harusnya dijadikan kampanye bersama, agar menjadi pilihan utama mengingat hasilnya sangat menggiurkan untuk milenial.
Melalui program Kelompok Usaha Bersama (KUB) ini, bertujuan untuk menjadikan korporasi pertanian sebagai passion dan kesempatan utama, dan mulai muncul ke permukaan.
Geliatnya sudah mulai sejak Kementerian Pertanian meluncurkan Gerakan Pemuda Tani Indonesia (GEMPITA) terus bergerak, menyosialisasikannya ke setiap kampus hingga ke desa.
Dia menyebutkan, ada banyak divisi dalam korporasi pertanian di KUB ini sangat membutuhkan kehadiran keterampilan dan inovasi kaum milenial, mulai dari divisi pupuk, divisi olah tanah, perawatan, pengemasan hingga pemasaran, hingga layanan finansial.
“Posisi ini mendesak kehadiran kaum milenial, sehingga petani kita bisa fokus berproduksi”.
Dadang melanjutkan, puluhan juta lapangan kerja disetiap desa telah terbuka lebar oleh pemerintahan Jokowi, infrastruktur diarahkan ke desa untuk memudahkan akses kebutuhan dan pemasaran produk pertanian, sayangnya kaum milenial yang tidak mengerti peluang ini meninggalkan desanya
“Apalagi dalam kabinet kerja Jokowi JK, digelontorkan ratusan ribu alat mekanisasi pertanian, peluang kerja dan penghasilan disetiap desa ini tidak main-main,” ujar Dadang.
Sejak kita ditindas rezim orde baru, regenerasi sudah lama tidak berjalan, pertanian kita dilemahkan, petani jadi objek kampanye hitam, optimalisasi lahan pertaniaan seharusnya jadi modal sejahtera bagi setiap keluarga malah sekarang sebaliknya dipandang rendah .
“Akhirnya lahan di jawa barat banyak dikuasai oleh antek orba dan swasta, karena warganya memilih keluar dari desanya”.
“Jika kaum muda kembali ke desa dan memulai menggerakkan pertanian kita maka ekonomi Indonesia akan bergerak dari desa. Itulah maksudnya nawacita yang membangun Indonesia dari pinggiran,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut hadir juga Koordinator GEMPITA Jawa Barat, Mang Ogi Sos. mengingatkan tentang semangat berdikari yang sampai hari ini masih menjadi slogan manis pemecut semangat. Sehingga lirik lagu kondang era 1970-an milik Koes Plus, “Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman….,” tidak sekadar ironi di tataran pasundan yang tanahnya subur ini.
“Peluang kerja di desa jangan dipandang sebelah mata, pemerintahan Jokowi sudah gelontorkan anggaran ke desa agar kita bangunkan lahan tidur dan optimalkan semua potensi ekonomi pertanian kita,” tandasnya.