Debat Capres Bakal Mirip Adegan Sinetron

Dengan model seperti ini, lanjutnya, debat pun jadi sekadar formalitas dan tidak ada kejutan lagi karena otak capres tidak dibiarkan berpetualang dan liar sesuai alur cerita saja. “Nanti jawabannya jangan-jangan seperti hapalan,” ujar Pangi.

Menurut Pangi, publik akhirnya tidak tahu mana capres yang genuine, dan yang dibedakin. Publik hampir tidak bisa membedakan mana capres yang memiliki kepiawaian dan kemahiran dalam memimpin dan menyelesaikan problem fundamental bangsa mulai dari level hulu sampai level hilir.

Padahal, ungkap Pangi, yang paling ditunggu-tunggu masyarakat adalah debat capres-cawapres yang adu argumen, data dan fakta. Kemudian, saling menyerang tanpa membunuh karakter pribadi, bahkan membantah dan menyalahkan karena diduga keliru dalam cara mengelola negara selama ini.

Namun, kata Pangi, dengan pola debat ada kisi kisi alias contekan maka dipastikan tidak akan berjalan seru.

Persoalannya, ujar Pangi, bagaimana mau menjaga kualitas debat dan demokrasi Indonesia. “Kalau pertanyaan sudah dibuatkan, jangan-jangan KPU juga sudah menyiapkan jawabannya. Supaya tidak setengah setengah, sekalian saja, tanggung basah, demi menjaga martabat dan wibawa capres-cawapres,” papar Pangi.

(boy)

loading...

Feeds