POJOKBANDUNG.com – Tsunami di pantai-pantai sekitar Selat Sunda diduga akibat aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau pada Sabtu (22/12) lalu menambah daftar potensi ancaman terjadinya bencana. Terlebih daerah tersebut juga rawan terdampak gempa besar yang berpotensi tsunami akibat pergerakan megathrust.
Widjo Kongko, perekayasa di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengatakan, potensi terjadinya gempa yang menimbulkan tsunami di sekitar Selat Sundasudah jelas. Pertama yakni dari aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau, yang belum lama ini terjadi.
“Iya potensi ancamannya ada 2, yang sudah jelas (dari) Anak Krakatau,” katanya, saat ditemui di rumahnya, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ), Rabu (26/12).
Ancaman dari Anak Krakatau ini menurutnya merupakan fenomena yang langka. Karena sangat jarang terjadi, dan baru diketahui sekali ini di Indonesia.
Hal yang semakin mengkhawatirkan, belum adanya suatu sensor tektonik maupun non-tektonik di laut yang berada di sekitar Anak Krakatau itu. Menyebabkan sulitnya memberikan peringatan kepada masyarakat yang berada di dekat pantai terdampak tsunami.
“Makanya BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) tidak memberikan peringatan gempa tsunami, karena tidak ada alat di laut. Kita tidak bisa menyalahkan BMKG, dan untuk gunung api ranahnya bukan BMKG, tapi Badan Geologi,” katanya.
Dalam fase erupsi Anak Krakatau ini, tiba-tiba lerengnya mengalami longsor. Menimbulkan tsunami yang berada di pantai-pantai terdekatnya. “Kok tiba-tiba longsor dan meninggalkan tsunami. Jadi harus ada sinergi dan koordinasi, antara BMKG denganBadan Geologi ini,” kata Kepala Bidang Mitigasi Bencana Persatuan Insinyur Indonesia (PPI) itu.
Kemudian ancaman yang kedua ada megathrust Selat Sunda. Megathrust ini ancamannya lebih besar, bisa 5 sampai 10 kali dibandingkan dari tsunami pada Sabtu, (22/12) lalu. Megathrust merupakan suatu zona subduksi. Suatu sesar lempengan yang berada di Selat Sunda. Ancaman dari dampak megathrust ini juga tersebar di beberapa daerah.
“Mulai dari Sumatera, Padang, Bengkulu, Selat Sunda, Jawa bagian selatan, timur Bali. Kemudian Sulawesi Utara juga ada, daerah Maluku, di Papua ada Papua dan Sorong,” ucapnya.
(dho)