POJOKBANDUNG.com – Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto – Sandiaga Salahudin Uno, Siane Indriani menyesalkan pernyataan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Sebelumnya, Moeldoko mengaku jengkel mendengar banyak ibu rumah tangga berteriak harga pangan saat ini mahal. Menurutnya, ibu-ibu rumah tangga seharusnya bisa lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan. Misalnya, menanam sayur-sayuran di rumah. Mantan Panglima TNI ini mengemukakan hal tersebut pada acara outlook Agribisnis 2019 di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (13/12) kemarin.
Pak Moeldoko memandang keluhan emak-emak dengan perspektif elite. Dia menganggap semua orang memiliki kemampuan finansial yang sama dengannya. Apalagi kemudian menjadikan keluhan tersebut sebagai sebuah hal yang menjengkelkan,” ujar Siane di Jakarta, Jumat (14/12).
Anggota Komnas HAM periode 2012-2017 ini menilai, jika dilihat dari beberapa tanggapan pemerintah terkait harga pangan mahal, tidak ada keseriusan menyelesaikan masalah yang ada. Bahkan terkesan tidak peduli.
“Solusi yang ditawarkan ketika ada keluhan dari emak-emak sangat tidak realistis. Harga kebutuhan pokok tinggi, dia meminta emak-emak memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara yang tidak masuk akal. Artinya, pemerintahan saat ini tidak punya solusi atas permasalahan yang paling mendasar yang dihadapi rakyat,” ucapnya.
Siane lebih lanjut mengatakan, pangan merupakan dasar kebutuhan hidup manusia yang tidak bisa ditawar-tawar. Pemerintah bisa danggap melanggar HAM, khususnya dalam pemenuhan hak-hak ekosob (ekonomi sosial budaya), jika tidak mampu memastikan harga bahan pokok yang terjangkau bagi masyarakat.
“Kewajiban pemerintah itu memberikan ketersediaan pangan. Selain itu, memenuhi harga pangan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat. Jika ada rakyat yang mengeluhkan mahalnya harga pangan dan pemerintah tidak peduli, jelas ada indikasi pengabaian HAM khususnya hak ekonomi rakyat,” katanya.
Menurut Siane, pemerintah seharusnya bisa menerima kritikan dari masyarakat. Bukan malah menjawab kritikan dengan jawaban yang menyakiti hati rakyat.
(gir)