POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Salah satu BUMD Jabar, PT Jasa Sarana diminta menajamkan kinerja perusahaan agar bisa berdampak baik pada pendapatan asli daerah (PAD) Jabar. Di sisi lain, semua langkah yang berhubungan dengan pengembangan investasi harus dirumuskan dengan matang.
Hal itu disampaikan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Jabar Eddy M Nasution saat ditemui usai memimpin rapat bersama direksi PT Jasa Sarana, mewakili Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum di Gedung Sate, Bandung.
Edi menilai, permintan untuk pengembangan PT Jasa Sarana adalah hal yang logis karena Pemprov Jabar merupakan pemegang saham mayoritas. Jajaran direksi Jasa Sarana harus meningkatkan kualitas dan tahu tantangan bisnis ke depan.
Pasalnya, PT Jasa Sarana merupakan BUMD Infrastruktur yang mayoritas sahamnya dimiliki Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dengan empat bidang usaha, yakni Transportasi, Energi, Telematika dan Pengembangan Kawasan.
Bisnis Jasa Sarana terentang mulai dari keikutsertaan pengelolaan tol Soroja, Cisumdawu dan Bogor Outer Ring Road hingga bandar udara Kertajati lewat PT BIJB.
“Jasa Sarana bisa menjadi contoh bagi BUMD lain terutama dalam upaya memberikan dividen yang ujungnya menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) Jabar,” terang Eddy, Senin (10/11/2018) petang.
“Jajaran direksi juga harus hati-hati mengembangkan investasi. Kesalahan menaksir angka akan berdampak pada kinerja perusahaan secara keseluruhan,” lanjutnya.
Di lain pihak, Eddy memastikan Pemprov Jabar akan membantu penuh Jasa Sarana guna mempercepat pengoperasian incenerator kedua PT Jasa Medivest, anak perusahaan yanh bergerak dalam pengelolaan limbah rumah sakit di Plant Dawuan.
Setelah sanksi kepada PT Jasa Medivest dicabut oleh Kementerian LHK, maka pemprov Jabar akan secepatnya berkoordinasi agar proses perizinan incinerator II Jamed dapat terfasilitasi segera, termasuk tol NS Link sebagai pengembangan Soroja.
Direktur Utama BUMD PT Jasa Sarana, Dyah SH Wahjusari mengaku segera menindaklanjuti masukan dari Pemprov Jabar dengan membahasnya bersama seluruh direksi.
“Beberapa poin penting jadi prioritas Korporasi kini, misalnya terkait izin operasional Incinerator II Plant Dawuan milik salah satu anak perusahaannya, yakni PT Jasa Medivest (Jamed) dan tol NS Link,” ucapnya.