POJOKBANDUNG.com – Habib Bahar bin Smith lebih rela membusuk di penjara ketimbang meminta maaf atas pernyataannya yang menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengaku tidak bisa memaksakan Habib Bahar untuk meminta maaf. Sebab, itu merupakan hak pribadi dari yang bersangkutan.
“Itu kan hak pribadi. Jadi kalau yang bersangkutan merasa dirinya benar, dan dia tidak mau minta maaf ya mau bilang apa?” kata Fadli di gedung DPR, Jakarta, Senin (3/12).
Fadli menuturkan, Habib Bahar tentu memiliki alasan-alasan yang kuat dalam menyampaikan sesuatu. Dia meyakini bahwa pernyataan Habib Bahar itu tentu diletakkan sesuai konteksnya.
“Dia tentu mempunyai alasan-alasan yang kuat, dan saya kira dia memang mempunyai alasan yang kuat karena harus diletakkan itu pada konteksnya,” katanya.
Menurut Fadli, apa yang disampaikan Habib Bahar itu dalam konteks kejadian dua tahun lalu atau peristiwa Aksi 411, November 2016.
“Jadi, menurut saya, dia ini punya hak untuk bersikap. Apa pun sikapnya, tentu setiap sikap ada konsekuensi,” ujarnya.
Fadli menilai Habib Bahar adalah sosok yang cerdas, dan memang seorang orator yang berani.
“Jadi saya yakin kalau dia nanti dilakukan kriminalisasi dengan tidak adil, ya yang akan rugi juga wajah hukum kita,” katanya.
Dia mengaku tidak dalam posisi membela Habib Bahar secara personal. Namun, Fadli menegaskan bahwa yang dibelanya adalah demokrasi. Sebab, di negara demokrasi orang bebas menyatakan pendapat.
“Coba lihat deh negara demokrasi, mau pakai standar demokrasi negara mana? Amerika, Inggris, atau apa? Masa begitu saja langsung hate spech. Saya kira biasa-biasa saja, tidak usah terlalu bawa perasaan,” katanya.
Wakil ketua umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu mencontohkan dirinya saja setiap hari dirundung oleh akun-akun anonim.
“Masa saya harus laporkan akun-akun anonim yang mem-bully saya? Ya kami anggap aja itu vitamin, kalau keterlaluan ya tinggal blokir. Tidak usah pusing,” kata Fadli.
(boy)