Gubernur Apresiasi Produksi Padi Kab Tasikmalaya

Gerakan Tanam Padi Kelompok Tani Mekarjaya, Desa Sukamantri, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (29/11).

Gerakan Tanam Padi Kelompok Tani Mekarjaya, Desa Sukamantri, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (29/11).

POJOKBANDUNG.com, TASIKMALAYA–Capaian kinerja komoditas strategis Jawa Barat berdasarkan angka tetap BPS tahun 2017 menunjukkan bahwa produksi padi mencapai 12.299.701 ton gabah kering giling (GKG), produksi jagung 1.424.928 ton pipilan kering dan produksi kedele sebesar 49.261 ton biji kering.

Produksi padi tersebut memberikan kontribusi sebesar 15,16 &% terhadap nasional (produksi nasional 81.148.617 ton GKG) dan Jabar menduduki peringkat ke-2 secara nasional. Produksi jagung memberikan kontribusi sebesar 4,93 % terhadap nasional (produksi basional 28.924.009 ton pipilan kering) dan produksi kedelai memberikan kontribusi sebesar 9,14 % terhadap nasional (produksi nasional 538.728 ton biji kering).

“Capaian kinerja 2017 ini merupakan kerja keras yang telah kita lakukan dalam upaya mendukung peningkatan produksi dan produktivitas komoditas tanaman pangan,” ujar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam sambutannya pada acara Gerakan Tanam Padi di Kelompok Tani Mekarjaya Desa Sukamantri, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (29/11).

Namun menurut Gubernur, untuk realisasi produksi khususnya padi tahun 2018 berdasarkan rilis BPS 1 November 2018, dengan metodologi kerangka sampel area (KSA), maka produksi Jabar 2018 diperkirakan sebesar 9,5 juta ton GKG.

Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras dengan menggunakan angka konversi GKG ke beras tahun 2018 sebesar 57,44%, maka produksi padi Jabar setara dengan 5,48 juta ton beras.

“Ini masih cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk Jabar 48,3 juta jiwa, yaitu sebesar 4,06 juta ton beras atau surplus 1,42 juta ton beras, asumsi konsumsi beras Jabar menurut angka BPS 2017 senilai 83,93 Kg per kapita per tahun tanpa memperhitungkan kebutuhan beras di luar rumah tangga/industri, restoran, hotel, dan lain-lainnya,” ungkap Gubernur.

Gubernur menambahkan, salah satu kunci sukses peningkatan produksi tanaman pangan adalah modernisasi. Karena itu, tahun 2018 Jabar mendapatkan alokasi bantuan alat mesin pertanian, diantaranya power thresher padi 149 unit, corn sheller 60 unit, pwer thresher 110 unit, RMU (rice milling unit) organik 2 unit, revitalisasi RMU 3 unit, UP (unit pengolah hasil) jagung 2 unit, UPH kedelai 4 unit, traktor R 2 (6,5 PK) 640 unit, traktor R 2 (8,5 PK) 462 unit, pompa air (3 inchi) 829 unit, pompa air (4 inchi) 238 unit, kendaraan roda 344 unit, cultivator 137 unit, hand sprayer 4.290 unit.

Gubernur pun berharap, pemanfaatan alat mesin tersebut dapat optimal. Selain itu, perlu juga mengupayakan beberapa hal, antara lain mengoptimalkan pemanfaatan lahan, penggunaan sarana produksi pertanian (benih, pupuk, dll) sesuai rekomendasi, penerapan teknologi budidaya pertanian, otimalisasi sumberdaya manusia seperti penyuluh, POPT, PBT, KCD dan meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait.
Terkait pengembangan padi organik di Jabar, Gubernur menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada pemerintahan dan masyarakat Kab Tasikmalaya yang berhasil menjadikan Kab Tasikmalaya sebagai penghasil padi organik terbesar di Jabar.

“Hal ini bukti perwujudan sinergi seluruh pemangku kepentingan, khususnya dalam pembangunan sektor pertanian pada komoditas padi organik sebagai komoditas strategis dan unggulan di Jabar,” tandas Gubernur Jabar yang akrab disapa Emil ini. (*/ymi)

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …