POJOKBANDUNG.com – Calon Presiden Prabowo Subianto mengaku, dirinya sempat mendapatkan kendala dalam mendapatkan kredit di perbankan Indonesia. Dana itu rencananya digunakan untuk pendanaan kampanye.
Namun Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai, pendanaan kampanye dinilai sangat beresiko. Sehingga perbankan perlu mempertimbangkan dengan sangat hati-hati.
“Pendanaan kampanye tentunya sangat beresiko. Kalau kalah pastinya uang tidak kembali. Hampir smua bank saya kira tidak ada yang mau memberikan pinjaman kampanye,” ujarnya kepada JawaPos.com, Minggu (25/11).
Bhima menuturkan, pinjaman tersebut bisa saja didapatkan jika ada aset ataupun agunan yang dapat menjadi jaminan. Karena mungkin saja si capres atau caleg punya bisnis atau aset yang kemudian menjaminkan bisnis atau aset nya ke bank.
“Kreditnya untuk usaha produktif tapi sama si debitur dialihkan untuk dana kampanye. Itu juga kemungkinannya kecil,” tuturnya.
Sebelumnya beredar kabar, kubu Prabowo-Sandi yang tidak didukung oleh Investor ataupun pengusaha kelas kakap di Indonesia mengalami kesulitan dana kampanye untuk pilpre 2019 yang butuh dana triliunan rupiah.
(uji)