Hanifan Yudani Kusuma Warisi Darah Pendekar Pencak Silat

FOTO BERSAMA: Hanifan Yudani Kusuma saat berfoto bersama istri, Pipiet Kamelia. (foto : ASEP RAHMAT)

FOTO BERSAMA: Hanifan Yudani Kusuma saat berfoto bersama istri, Pipiet Kamelia. (foto : ASEP RAHMAT)

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Karir pesilat asal Jawa Barat, Hanifan Yudani Kusuma terus melejit  pascaberhasil meraih medali emas di ajang olahraga Asian Games 2018. Nama Hanifan juga semakin dikenal masyarakat luas, setelah aksinya merangkul Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto diatas podium.

Hanifan bukanlah orang baru diolahraga pencak silat. Kedua orang tuanya memang atlet pencak silat tingkat dunia. Hanifan kecil memang sudah menyukai olahraga kontak fisik tersebut.

Ibu Hanifan, Dewi Yanti menuturkan, sejak kecil Hanifan sering dibawa ke pertandingan pencak silat. Kejuaraan demi kejuaraan Hanifan kerap mendampingi ibu dan ayahnya.

“Dari kecil kalau saya lagi tanding dia (Hanifan) ikut,” kata Dewi Yanti yang akrab dipanggil Madew, Kamis (25/10).

Madew menyebut, Hanifan sejak kecil tidak pernah dipaksa untuk menjadi seorang atlet mengikuti jejaknya. Namun, kata dia, seiring berjalannya waktu Hanifan lambat-laun mencintai dunia olahraga pencak silat.

“Mungkin lama kelamaan Hanifan ada minat turun ke pencak silat juga karena sering melihat ibunya latihan atau tanding. Kami (orang tua) hanya mengarahkan saja. Dia (Hanifan) ikut awal pertandingan ditingkat SD,” imbuhnya.

Sejak Hanifan memiliki keinginan turun diolahraga pencak silat, sebagai orang tua, Madew hanya bisa mengarahkan. Terlebih, dalam beberapa kali kejuaraan Hanifan kerap menjadi juara.

“Alhamdulillah mungkin bakat kami turun kepada anak hingga bisa menjadi juara. Pertandingan demi pertandingan ia ikuti demi menambah jam terbang juga,” ujarnya.

Menurut Madew, keberhasilan prestasi Hanifan diolahraga Pencak Silat hingga meraih hingga medali emas di Asian Games 2018 tak lepas dari keinginannya yang kuat dalam menekuni pencak silat. Kata Madew, kebiasaan Hanifan sebelum bertanding selalu mengamati kekuatan setiap lawan.

“Siapapun pesertanya akan dia amati, terlepas apakah nanti lawannya akan satu ring atau tidak, Hanifan selalu mencari tau sampai mana kekuatannya,” terangnya.

Hal senada diungkapkan Ayah Hanifan, Dani Wisnu. Menurutnya, tidak ada yang istimewa dalam melatih Hanifan sebagai seorang atlet. Sebagai orang tua yang berlatar belakang keluarga pencak silat, Hanifan hanya diberi dukungan dan semangat secara moril.

“Kami hanya berusaha seoptimal mungkin melakukan proses pembinaan. Kami ajarkan Hanifan baik teknis maupun non teknis, walau terbatas kemampuan kami, tetap terus dicoba,” paparnya.

“Tak ada yang istimewa sampai Hanifan menjadi juara Asian Games 2018, kami hanya berikan pembinaan dan perhatian sebisa mungkin,” sambung Dani.

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …