Meski demikian, menurut dia, promosi wisata tetap akan dilakukan. “Sebab, sejumlah objek wisata itu ada di KBB dan dampaknya bukan hanya dilihat dari PAD, tetapi juga bisa dilihat di sektor lainnya, seperti tumbuhnya para pedagang di sekitar lokasi objek wisata,” katanya.
Soal anggaran promosi wisata, diakui Ukas, jumlahnya belum begitu signifikan. Dari total anggaran Rp 1,6 miliar untuk Bidang Promosi tahun ini, anggaran promosi pariwisata hanya Rp 700 juta. Sisanya, untuk pengembangan SDM serta ekonomi kreatif.
Dia menambahkan, selain mempromosikan destinasi wisata baru, pihaknya juga tetap mempromosikan tiga destinasi wisata milik Pemkab, yakni Situ Ciburuy di Kecamatan Padalarang, Guha Pawon di Kecamatan Cipatat, dan Curug Malela di Kecamatan Rongga. Sejauh ini, ketiga objek wisata tersebut belum memberikan kontribusi yang signfikan terhadap PAD.
Diketahui, Situ Ciburuy hanya menyumbang Rp 28 juta per tahun, sedangkan Curug Malela dan Guha Pawon masing-masing hanya Rp 5 juta per tahun menyumbang PAD. Satu-satunya objek wisata yang menyumbang PAD terbesar hingga Rp 200 juta per tahun, yaitu Maribaya Hot Spring and Resort. Itu pun setelah dikerjasamakan dengan pihak ketiga, yakni PT Akurasi Kuat Mega. (ca/rmo)