POJOKBANDUNG.com, CIMAHI – PT. Nisshinbo Indonesia kedapatan membuang limbah dan lumpur Berwarna, Berbahaya, dan Beracun (B3) atau limbah padat ke aliran Sungai Cisangkan. Padahal, pemerintah sudah menggalakan berbagai program penanganan Sungai Citarum.
Komandan Sektor 21 Satgas Citarum Harum, Kolonel Inf. Yusep Sudrajat, mengatakan pabrik tersebut kerap sembunyi-sembunyi membuang limbahnya dan sudah beberapa kali diberikan peringatan, namun tidak pernah digubris.
“Bahkan pada hari Sabtu 15 September mereka kedapatan bukan membuang limbah cair lagi sekaligus residu lumpurnya juga dibuang ke sungai,” ujar Yusep saat ditemui disela pembersihan sungai Cisangkan, Rabu (18/9/2018).
Saat itu, sungai tersebut penuh dengan lumpur B3, jika dihitung tonasenya bisa mencapai puluhan ton, tetapi saat pihaknya melakukan pengecekan pada Senin (17/9) lumpur tersebut sudah mulai habis lantaran terbawa air sungai.
“Nanti akan mengendap di sepanjang aliran sungai bahkan memungkinkan menjadi sedimen di aliran sungai Citarum. Kondisi sungainya bisa dilihat sendiri, sangat berwarna hitam pekat dan berbau menyengat,” terangnya.
Saat ditanya oleh Yusep, pihak pabrik menyangkal telah membuang limbah dan lumpur B3 ke aliran sungai dengan sengaja, namun terjadi secara tidak sengaja karena kerusakan alat.
“Saya lihat kedalam dan saya pelajari, seharusnya lumpur dan limbah itu dibuang ke tempat tertentu yang sesuai dengan peraturan Dinas Lingkungan Hidup. Tapi mereka malah buang langsung ke aliran sungai,” tuturnya.
Ia mengatakan, lumpur dari pabrik tersebut seharusnya dibawa keluar dengan cara diangkut, namun untuk ongkosnya memang cukup besar, untuk satu kilogram saja ongkosnya antara Rp1.600 hingga Rp2.300 perkilogram.
“Kalau berton-ton ya harus banyak uang yang dikeluarkan. Tapi mungkin mereka terdesak jadi dibuang saja ke aliran sungai pada malam hari,” katanya.
Sebagai sanksinya, Yusep memerintahkan karyawan pabrik bersama pimpinan pabrik untuk melakukan pembersihan aliran sungai hingga bersih.
“Kita minta 150 orang karyawan pabrik terjun langsung membersihkan aliran sungai ini, jangan hanya melakukan pencemaran tanpa mau bertanggungjawab,” tegasnya.
Mereka satu persatu memunguti sampah yang ada di pinggir maupun yang ada dialiran sungai. Mengenakan sepatu boot, sejumlah karyawan pria terjun langsung ke aliran sungai dibantu warga sekitar.
“Sampahnya dibersihkan, mudah-mudahan ini menjadi peringatan juga bagi pabrik atau perusahan yang lain. Di pabrik ini dari tingkat atas presiden direkturnya turun sampai staf terbawah,” katanya.
Presiden Direktur PT. Nissimbo melalui stafnya, Sri Hartati, mengatakan, pihak pabrik tidak sengaja membuang limbah padat tersebut ke aliran sungai lantaran ada kerusakan alat tersebut.
Untuk saat ini, pihaknya mengaku langsung melakukan perbaikan alat tersebut seperti perbaikan pompa dan membeli alat-alat lain yang baru.
“Kami tidak membuang lumpur, tolong digaris bawahi itu karena benar-benar ada kerusakan alat diluar kemampuan kami. Jadi kita juga bertanggung jawab untuk membersihkan sungai ini,” katanya.
(cr1)