POJOKBANDUNG.com, CIMAHI – Pada tahun 2018 ini, Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Kota Cimahi menerima sekitar 3.300 mahasiswa baru dari berbagai sekolah dengan beragam latarbelakang.
Kendati demikian, para mahasiswa tersebut harus siap bersaing dalam era digital atau Revolusi Industri 4.0 yang semakin kompetitif saat lulus nanti.
Menurut Rektor Unjani, Mayjen TNI Witjaksono, mahasiswa medio 2000-an yang juga merupakan Generasi Z itu, juga harus siap ditempatkan di mana saja di wilayah Indonesia sebagai konsekuensi perkembangan zaman dan kebutuhan pekerjaan.
“Revolusi industri keempat hanya akan ramah kepada mereka yang peka terhadap perubahan dan menyiapkan kemampuannya dengan baik. Oleh karena itu sebagai Generasi Z yang ke depan akan bersaing di era robotik maka kompetensi setiap mahasiswa harus disiapkan secara matang,” kata Witjaksono dalam Pengukuhan Mahasiswa Baru Unjani 2018, Senin (27/8).
Menurutnya, Generasi Z akan bersaing dengan sistem robotik dan digitalisasi dalam pencarian lapangan pekerjaan. Dirinya percaya dengan kemampuan individu anak zaman sekarang yang sudah sangat lekat dengan digitalisasi.
Namun ketika memasuki dunia kerja kemampuan tersebut seperti tidak terdengar. Sehingga menjadi tantangan civitas akademi khususnya perguruan tinggi untuk menjawab tantangan tersebut.
“Berdasarkan penelitian tentang Global Competitiveness Index dari World Economic Forum Indonesia berada diperingkat ke-36 dari 137 negara. Sehingga untuk menjawab tantangan di era revolusi industri maka basic skill dan pengetahuan soal IT menjadi sangat penting,” terangnya.
Menyiapkan lulusan yang siap bersaing dengan lulusan dari berbagai universitas dari setiap daerah, tentunya akan memberikan tekanan yang luar biasa.
“Tentunya sudah kita persiapkan, bagaimana nanti lulusan unjani bisa bersaing. Misalnya teknik mesin, mereka juga bisa belajar manajemen, mengenai manajemen perbengkelan, sehingga bisa berkembang,” ujarnya.
Terkait mahasiswa baru Unjani yang secara resmi diterima saat ini, Witjaksono menjamin tidak ada kecurangan dalam sistem seleksi penerimaan yang dilakukan sebelumnya.