POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Pemberitaan hoax yang semakin menyebar dikalangan masyarakat memang meresahkan. Efek dari berita hoax kerap kali menimbulkan pergesekan. Kementerian Luar Negeri mengaku berita hoax ternyata bukan hanya menjadi ancaman di Indonesia tapi juga di luar negeri termasuk negara ASEAN.
Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN, Jose Antonio Morato Tavarez, memberi contoh berita hoax di negara ASEAN yang mempunyai efek cukup serius, yakni kasus Rohingya di Myanmar. Banyak media yang memberitakan isu tersebut namun dengan data yang tidak akurat.
“Hoax itu lintas negara, satu topik yang sama bisa di impor ke negara lain, jangan sampai negara kita rusak karena berita hoax, contohnya terkait masalah rohingya itu sangat panas di Indonesia,” ujarnya usai ditemui pada acara Seminar dan Pelatihan Tangkal Hoax di Museum Konferensi Asia Afrika, Senin (27/8/2018).
Menurutnya, efek dari banyaknya berita hoax mengenai situasi rohingnya di Myanmar berakibat cukup besar di Indonesia. Terjadi perang komentar di media sosial hingga keributan yang berbau SARA.
“Hoax yg disebar sangat parah, menimbulkan perang komentar antar umat islam dengan budha itu hoax secara ASEAN, ujungnya saling hujat antar agama,” sambungnya.
Ia pun meminta masyarakat agar lebih cerdas dalan melihat sebuah berita. Apabila dirasa meresahkan dan diragukan kebenarannya, masyarakat jangan takut untuk mencari kebenarannya. Lebih lanjut, Jose mengatakan, sebelum memposting informasi di media sosial lakukan empat hal, yakni berpikir, menulis, menyunting, posting. Poin-poin yang bisa dilakukan masyarakat agar tidak termakan berita bohong.
“Masyarakat juga ikut berkontribusi agar tidak membuat berita hoax dan mengutamakan lagi pentingnya berpikir sebelum posting,” tuturnya.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) pun terus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya dari berita hoax dan bagaimana cara menangkalnya. Mulai dari pelajar SMP sampai kalangan atas, Kemenlu ingin Indonesia bisa terbebas dari berita hoaks dan itu dimulai dari masyarakatnya yang pintar dalam memilah sebuah berita.
Dikatakan Jose, dari 10 negara di ASEAN, Indonesia merupakan negara dengan pengguna media sosial terbesar sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa memberantas berita hoax adalah pekerjaan rumah yang sulit ditemui jalan keluarnya. Saat ini pengguna media sosial di Indonesia berjumlah 130 juta, angka yang cukup besar bagi sebuah bangsa di dunia ditambah dengan pengguna gadget yang tidak terhitung jumlahnya.
“Oleh karena itu kami mengajak masyarakat lebih bijak menggunakan gadget agar tidak ikut terlibat dalam penyebaran berita hoax,” pungkasnya.