Perkenalkan Angklung di Tingkat Internasional, Siswa Bandung Keliling Eropa

POJOKBANDUNG.com, BERBICARA tentang unjuk kebolehan akan rasa cinta terhadap budaya, 36 siswa yang tergabuung di Tim Muhibah Angklung Paguyuban Pasundan sudah membuktikannya. Mereka, mengamen 28 Juni-31 Juli demi bertahan hidup ditujuh negara seperti Berlin, Somaria, Turki, Bulgaria, Bosnia, Swiss dan Belanda.

Selama berpetualang 33 hari, para siswa rela menhanan lapar karena kurangnya uang yang dimiliki. Selain itu, mereka pun ingin memperkenalkan kebudayaan kepada warga asing akan kebudayaan Indonesia yang kaya.

Ketua Tim Muhibah Angklung Paguyuban Pasundan, Maulana Syuhada (41) mengawal para siswa 16-19 tahun saat di Berlin kita konser ngamen selama dua hari. Kemudian, mereka lanjut ke Budafest-Somalia mengadakan flasmood angklung landmark terbesar.

Tim Muhibah Angklung Paguyuban Pasundan

“Setelah itu malamnya kita lanjut ke Istanbul dengan mengabiskan waktu 16 jam di dalam bus dengan 6 cek point,” ujar Syuhada kepada wartawan di Paguyuban Pasunda, Sabtu (19/8/2018).

Dalam perjalan setengah hari itu, Syuhada bersama para siswa tidak bisa mendapatkan makanan yang layak, sehingga mengalami diare berjamaah. Mereka pun setelah menyelesaikan misi kembali menyeberang ke wilayah Asia yaitu Kota Aksehir dengan menghabiskan 10 jam perjalanan.

“Kami membayar ongkos bus pakai receh hasil ngamen. Penginapan dan konsumsi kami dibantu oleh komunitas masyarakat Indonesia di Eropa dan juga kami home stay di rumah-rumah warga sini. Mereka sangat membantu. Mereka membantu perizinan kami untuk ngamen. Lumayan sekali ngamen bisa dapat sampai Rp3 jutaan dan Kalau di Swiss bisa sampai Rp6 jutaa,” katanya.

“KIta lima hari di Kota Aksehir kemudian balik lagi ke Barat yaitu Bulgaria, disana ada festival yang diikuti 15 negara dan Indonesia mendapatkan juara umum,” tuturnya.

Mereka pun sempat kehabisan uang selama disana, Syuhada terpaksa menghubungi kedubes Sofia untuk meminta bantuan selama disana. “Alhamdulillah kita bisa makan dan tidur yang layak, akhirnya kita kita juga aman selama disana,” imbuhnya.

Lanjut lagi ke Swiss, mereka pun ditampung warga di Swiss karena tidak ada respon dari kedutaan besar Swiss.

“Kami mengikuti dua festival disana dan juara,” tambahnya.

Negara terakhir, mereka mengunjungi Kota Amsterdam di Negara Belanda sebelum bertolak pulang ke Indonesia. Terhitung ada tiga festival yang diikutinya yaitu 59th International Folklore Festival of Nasreddin Hodja di Aksehir, Turki, pada 4-10 Juli. 13th International Youth Festival of Arts (IYFA) “Muzite” di Sozopol, Bulgaria, 10-15 Juli serta International Music and Folk-Dance Festival “Summer in Visoko” di Visoko, Sarajevo, Bosnia and Herzegovina, 20-25 Juli.

loading...

Feeds