Maung Bandung pun terus melorot peringkatnya di klasemen. Status sebagai juara paruh musim tidak mampu dipertahankan dengan baik. Bahkan, di akhir musim, Persib Bandung hanya mampu finis di peringkat kelima.
Musim ini, Persib kembali mengulangi memori serupa. Tim sama-sama diarsiteki pelatih asing hingga berhasil menjadi juara paruh musim. Jika dulu dilatih Arcan Iurie, saat ini Persib dilatih Mario Gomez.
Lini belakang sama-sama menjelma sebagai lini tangguh. Itu terbukti dari tingkat kebobolan yang hanya mencapai 16 gol. Jumlah itu hanya disamai Perseru Serui. Sedangkan tim lain rataan kebobolan di atas 20 gol.
Permainan lini tengah saat ini dan musim 2007 juga sama-sama impresif. Bahkan di lini depan Persib juga memiliki striker tajam sekelas Ezechiel Ndouassel yang tak kalah ganas dari Cristian Bekamenga.
Sebagai tandemnya, jika dulu Bekamenga punya Zaenal Arif, Eze punya sosok Jonathan Bauman yang bisa saling melengkapi. Duet mematikan ini sangat disegani di Indonesia saat ini.
Satu persamaan lainnya, Persib sama-sama meminjamkan pemain ke Persela pada putaran kedua. Jika dulu Nyeck Nyobe yang dipinjamkan, kali ini Gian Zola yang dipinjamkan. Bedanya, Nyeck merupakan pemain inti, sedangkan Zola lebih banyak duduk sebagai pemain cadangan.
Jika menilik hasil pada Liga 1 2017, tim yang menjadi juara paruh musim juga gagal menjadi juara di akhir musim. Itu terlihat dari pencapaian Madura United. Saat itu, Madura United memastikan juara paruh musim meski masih menyisakan dua laga sisa. Mereka bahkan bertahan cukup lama di puncak klasemen.
Akan tetapi, secara perlahan Madura United juga seolah kehilangan ruhnya. Superioritas mereka akhirnya berakhir secara perlahan. Di akhir musim, Madura United juga finis di peringkat kelima klasemen.
Lalu, apakah Persib akan kembali mengulang dosa 11 tahun lalu, termasuk mengulang catatan yang diraih Madura United musim lalu? Menarik untuk ditunggu.