POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Datangnya musim kemarau, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening, Kota Bandung mengalami banyak penurunan debit produksi air dibeberapa instalasi pengolahan air. Salah satunya di kawasan Cipanjalu yang mengalami benerapa penurunan debit air.
Kasubid Humas PDAM Tirtawening Kota Bandung, Muhammad Indra Pribadi, mengatakan, penurunan tersebut karena aliran air Sungai Cipanjalu terus menurun debitnya penurunan sekitar 10 liter per detik disiang hari. Kapasitas produksinya normal di angka 20 liter per detik untuk Cipanjalu.
Indra menjelaskan, akibat dari penurunan debit produksi itu, pelanggan PDAM di wilayah timur Bandung mengalami penggiliran. PDAM Tirtawening, dikatakanya, melakukan penggiliran sebanyak dua kali dalam sehari.
“Jika gangguan Kami menggilir dua kali sehari, kebanyakan yang daerah terjauh seperti Margahayu, Ujung berung, kadang itu kering karena sumber air baku berkurang,” jelasnya saat di hubungi melalui telfon genggam, Jumat (27/7/2018)
Setiap sore dan malam hari, Indra mengatakan, petugas PDAM Tirtawening melaksanakan kegiatan penggiliran air, penggiliran air dengan menyusuri aliran Sungai Cipanjalu hingga hulu sejauh lima kilometer.
“Dan membuka bendungan-bendungan. Kadang kami melewati berbagai rintangan seperti gangguan hewan buas, seperti ular kobra dan sebagainya,” tuturnya.
Selain itu, Level muka air Situ Cileunca, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung yang menjadi sumber air baku PDAM Tirtawening, Kota Bandung pun mengalami penurunan pada musim kemarau ini.
Indra menuturkan, saat ini penurunannya hanya sekitar 20 sentimeter, mengacu pada data tahun lalu, jika level muka air situ turun sampai 5-6 meter, dapat dipastikan pasokan air baku bagi pelanggan PDAM akan sangat berkurang.
Meskipun mengalami penurunan, kata Indra, kapasitas produksi air PDAM Tirtawening diklaim masih stabil dengan kebutuhan Kota Bandung di angka 5000-6000 liter per detik, nyatanya sumber air di Pangalengan masih terdapat hujan, sehingga sumber daya air baku masih dapat terpenuhi.
“IPA Badaksinga kami masih mengola 1600-1800 liter per detik, seandainya pelanggan mengeluh terjadi gangguan hal itu harus dilihat secara kasuistik,”sambungnya.
Indra menceritakan, jika di daerah Pajajaran, terdapat gangguan, bisa dipastikan terjadi karena sumber air tanah yang mengalami kekeringan. Selain itu di wilayah timur sumber air ada dari Sungai Cipanjalu yang mengalami penurunan. Penurunan sekitar 10 liter per detik di siang hari. Kapasitas produksinya normal di angka 20 liter per detik.
Kualitas air yang diproduksi PDAM Tirtawening diyakininya, masih baik secara umum juga kekeruhan tidak ada. Mengingat musim kemarau mudah dalam melakukan pengolahan.
“Air kotor itu ada karena kebocoran di pipa pelanggan seperti terkena galian dan tersedot. Kalau sudah diperbaiki, kembali normal,” pungkasnya.