Ujung tombak yang bisa didorong adalah anak muda. Sebagai generasi milenials, mereka bisa memanfaatkan teknologi informasi digital.
“Kita tahu, bahwa anak muda sekarang kalau pergi ke satu tempat, diposting dimedia sosialnya. Nah itu cara sederhananya. Ini penting, anak muda bisa dilibatkan dalam hal marketingnya,” katanya.
“Pemahaman mereka tinggal ditingkatkan. Bahwa pariwisata itu tidak melulu pantai dan gunung. Tapi, kuliner, kebudayaan, museum dan tempat bersejarah bisa menjadi objek pariwisata,” lanjut perempuan yang juga politisi dari PKS itu.
Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga, Wisnu Bawa Tarunajaya mengatakan bahwa peningkatan pemahaman kepada anak muda sudah dilakukan sejak tiga tahun lalu.
“Kita sudah mulai tiga tahun lalu di seluruh indonesia. Selain murid, gurunya juga kami beri pemahaman,” ucapnya.
“Kami ingin mereka paham. Lalu bisa bisa jadi vocal point, profitnya ada benefitnya ada. Penyebarannya bisa lebih jauh lagi karena bisa melalui media sosial,” terangnya.