Zidni juga mengatakan, buku ini dibuat sebagai upaya menjawab semua kegelisahan masyarakat terkait kondisi kebangsaan di tanah air. Dimana kata dia, Islam kerap dibenturkan dengan negara.
“Ini bagian dari kegelisahan saya sebagai mahasiswa dan santri bahwa fenomena sekarang dimana Indonesia dan Islam ingin dibenturkan, dimana Pancasila juga dibenturkan dengan syariat, serta ulama bertentangan dengan pemerintah. Maka ini menjawab bahwa Islam dan Indonesia ini satu kesatuan yang romantis, sehingga ini menjadi instrumen dalam membawa masyarakat beragama dan ber-Indonesia,” kata Zidni yang juga kader PMII.
Zidni menuturkan, Islam di Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri, dan hal tersebut merupakan hasil pemikiran para ulama terdahulu.
“Untuk menjadi Islam tidak harus menjadi Arab, tetapi kita menjadi orang Indonesia. Makanya buku ini berupaya menghindari pemisahan bahwa Indonesia ini memiliki karakteristik khusus dan budaya khusus yang merupakan ijtihad dari para ulama dulu,” sambungnya.
Selanjutnya menanggapi buku tersebut, Ketua DPD KNPI Kota Bandung, Hendra Guntara atau biasa disapa Hegun berharap, para pemuda Kota Bandung bisa terus berkarya, khususnya dalam dunia tulisan. Munculnya buku ini menjadi contoh tersendiri bagi generasi muda.
“Kami sangat mendukung para generasi muda, khususnya pemuda Kota Bandung agar terus menyumbangkan ide, gagasan, dan kreatifasnya untuk terus membangun bangsa ini menjadi bangsa yang memiliki karakter,” pungkas Hegun yang merupakan satu diantara kader PMII Kota Bandung.
(fid/pojokbandung)