POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Sejumlah petugas kepolisian mengawal ketat berlangsungnya unjuk rasa menolak kenaikan BBM oleh puluhan mahasiswa yang tergabung dalam gerakan mahasiswa pembebasan.
Aksi unjuk rasa itu digelar di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (6/7/2018).
Dalam aksinya itu, puluhan mahasiswa juga membawa beberapa poster dan spanduk bertuliskan keluhan, penderitaan dan kekesalan masyarakat terhadap pemerintah yang diam-diam menaikkan tarif BBM non subsidi.
“Jelas kami menolak kebijakan pemerintah yang menaikan harga BBM, sebab hal itu merupakan kebijakan yang tidak pro terhadap masyarakat,” kata Indra Lesmana selaku Ketua Gema Pembebasan Jawa Barat usai melakukan aksi.
Indra melanjutkan, menaikan BBM seharusnya bukan menjadi pilihan utama untuk menanggulangi naiknya minyak dunia, sebab Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumberdaya alamnya, terutama minyak.
“Adapun minyak dunia naik seharusnya menaikan BBM bukanlah pilihan utama sebab Indonesia merupakan negara kaya dengan sumberdaya alam yang melimpah,” kata Indra.
Seperti diketahui, per tanggal 1 juli lalu pemerintah menaikan harga BBM non subsidi sebesar Rp 600 hingga Rp 900 per liternya. kenaikan harga BBM tersebut tanpa diumumkan ke publik sehingga banyak rakyat yang tidak mengetahuinya.
Mahasiswa meminta agar pemerintah mencabut kebijakan menaikkan harga BBM yang dinaikan pada tanggal 1 juli lalu sebab akan berdampak pada daya beli masyarakat.
“Menyerukan rezim Jokowi segera mencabut kebijakan harga BBM sebagai bukti penentangan terhadap,” pungkasnya.
Dalam aksinya para mahasiswa ini membawa sejumlah poster dan spanduk yang bertuliskan penolakan terhadap kebijakan pemerintah menaikan harga BBM.
Aksi tersebut berjalan dengan damai dengan dikawal ketat oleh petugas kepolisian. Usai aksi para mahasiswa ini saling bersalaman dengan polisi sebagai bentuk bahwa mahasiswa dan aparat tidak bermusuhan.