Mereka berusaha menuju zona aman dalam waktu 24 jam. Prama mengatakan dalam film ini tidak ada disajikan indahnya Kota Bandung tetapi kekumuhan dan kacaunya kota akibat zombie yang berkeliaran.
Ia juga melanjutkan, zombie disini berbeda dibandingkan dalam film-film lain yang serupa.
“Zombie disini jalannya lebih cepat dan agresif. Adrenalin penonton langsung naik pasti nanti saat menontonnya,” sambungnya.
Yang membedakan dengan film pendeknya adalah virus yang digunakan. Prama menuturkan bahwa ia mengikuti trend zaman untuk penggunaan virus sebagai biang masalah cerita.
“Virusnya akan berbeda dengan di film pendek. Karena saya juga mengikuti trend virus apa yang sedang hype saat proses produksi,” tuturnya.
Salah satu pemain, Ajun Perwira mengaku senang bisa terlibat dalam film yang keseluruhan pengambilan gambar dilakukan di Kota Kembang, Bandung.
Sejak awal Ajun sudah jatuh cinta dengan plot dan alur cerita film, sehingga saat tawaran datang dirinya tanpa pikir panjang langsung menerimanya. Dirasa menegangkan, namun ia mengaku excited karena tantangan di film ini yang berbeda.
“Dari awal take saja sudah lari-larian, gimana kesananya. Ini seru, karena benar-benar membutuhkan fisik yang kuat dan mengimplementasikan ketakutan yang natural ke dalam akting,” katanya.
Tantangan lain yang dirasakan mantan kekasih Mikha Tambayong ini adalah berhadapan dengan makhluk aneh yang dalam cerita dirinya belum tahu bahwa sebenarnya itu adalah zombie.
Film Bandung Survivor The Movie memberikan pesan moral tentang kasih sayang dan pengorbanan di dalam keluarga dan sahabat. Proses syuting sedang berlangsung dan rencananya akan ada 50 karakter zombie yang menghiasi film tersebut.
(fid/pojokbandung)